Jakarta (Antara Bali) - Hampir semua smartphone flagship sudah
dilengkapi dengan fitur canggih pemindai sidik jari. Para vendor
mengklaim bahwa sensor biometrik meningkatkan baik dari sisi pengalaman
pengguna maupun keamanan perangkat mobile.
Namun, menurut
Kaspersky Lab, hal itu tidak sepenuhnya benar. Sebagai permulaan, sensor
tidaklah sempurna. Pemindai kapasitif model lama sulit untuk mengenali
sidik jari yang basah, dan dalam kebanyakan kasus sering kali tidak
bekerja pada upaya pertama.
Permasalahan tersebut mungkin dapat terselesaikan ketika Qualcomm meluncurkan sensor ultrasonik, yang menggunakan ultrasound untuk memindai gambar 3D jari.
Tapi,
teknologi baru selalu rentan dikarenakan mereka masih baru. Ketika
kata sandi bocor, Anda dapat mengubahnya dalam beberapa menit, tetapi
bagaimana jika sidik jari Anda dicuri?
Jika Anda memiliki perangkat mobile dengan sensor sidik jari built-in,
maka ahli Kaspersky Lab, Kate Kochetkova, dalam keterangan tertulisnya,
menyarankan untuk mengikuti tiga langkah sederhana berikut ini:
1. Meskipun dengan janji-janji dari para vendor bahwa perangkat Anda
aman, jangan pernah menggunakan pemindai sidik jari untuk otentikasi ke
PayPal dan jasa keuangan lainnya.
Saat ini mungkin saja smartphone berada di tangan Anda, namun siapa tahu di kemudian hari smartphone Anda dicuri. Seorang pencuri dapat dengan mudah menyalin sidik jari Anda langsung dari permukaan smartphone dan menggunakannya untuk membeli sesuatu.
2. Biasanya orang memilih jari telunjuk atau ibu jari sebagai login
biometrik mereka dengan alasan kenyamanan, tapi itu cara yang tidak
benar, karena kedua jari ini adalah jari yang paling sering kita gunakan
untuk menyentuh smartphone.
Itulah mengapa sangat mungkin untuk menemukan cetak utuh sidik kedua jari ini pada smartphone
apa pun dan membuat salinan palsu untuk menerobos perlindungan pada
perangkat Anda - terutama dengan ada banyaknya manual untuk melakukan
hal seperti ini di Internet.
Jadi, lebih baik untuk menggunakan
jari kelingking atau jari manis pada tangan kiri untuk pengguna tangan
kanan dan sebaliknya untuk pengguna tangan kiri/kidal.
3. Sebuah pemindai sidik jari tidak cukup untuk melindungi data pribadi
Anda. Jika Anda peduli tentang privasi, pertimbangkan untuk menggunakan
aplikasi khusus.
Secara umum, pemindai sidik jari merupakan inovasi besar, yang lebih banyak kegunaannya, daripada bahayanya.
Namun, jangan juga terlalu bergantung dengan hal itu.
Gunakan
teknologi baru dengan bijaksana dan tidak mengabaikan kata sandi,
otentikasi dua faktor serta langkah-langkah keamanan lainnya, demikian
Kaspersky Lab. (WDY)
Pemindai Fingerprint Belum Tentu Aman, Ini Tips Agar Lebih Aman
Senin, 25 Januari 2016 8:46 WIB