Nusa Dua (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Otoritas Pasar Modal yang diikuti 37 negara berkembang untuk membahas tantangan global industri jasa keuangan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
"Tantangan yang dimaksud adalah perubahan, baik perubahan teknologi, peraturan serta kebutuhan masyarakat terhadap otoritas keuangan. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa konferensi ini perlu diadakan," kata Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Gonthor Ryantori Aziz di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, pertemuan yang berlangsung pada 20-22 Januari 2016 tersebut diikuti oleh anggota forum pengawas pasar modal (IOSCO) yang tergabung dalam komite negara berkembang atau "the Growth and Emerging Markets Committee (GEM-C) yang merupakan komite terbesar dalam IOSCO.
Sejumlah agenda dibahas dalam forum tersebut di antaranya menyangkut pelatihan simulasi siber dan konferensi menyangkut penguatan di negara berkembang, digitalisasi transformasi produk keuangan, pelayanan dan pasar serta usaha mikro kecil dan menengah yang dihadirkan menjadi salah satu mesin pertumbuhan bagi negara berkembang.
Ia menjelaskan bahwa dalam pertemuan tahunan itu, Indonesia mengusulkan agenda peran pasar modal dalam mendorong pertumbuhan bagi UMKM termasuk akses keuangan.
"Sebagai tuan rumah Indonesia diperkenankan untuk mengusulkan satu di antara tiga agenda itu. Kami pilih akses keuangan bagi UMKM," ucapnya.
(GEM-C) yang merupakan komite terbesar dalam IOSCO memiliki anggota sebanyak 86 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan 10 di antaranya merupakan anggota dari G-20 termasuk Indonesia.
Besaran pasar modal negara berkembang hingga saat ini telah mencapai sekitar 146 triliun dolar AS. (WDY)