Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah komoditas utama yang diekspor Bali seperti perhiasan (permata), pakaian jadi, produk kayu, produk perabot dan penerangan rumah selama bulan November 2015 merosot, sehingga berpengaruh terhadap perolehan devisa nonmigas daerah ini.
"Kami merasakan jumlah pengiriman barang aneka kerajinan buatan masyarakat Bali belakangan ini agak melorot tidak seperti biasanya pada akhir tahun," kata Ni Wayan Kusumawati, seorang pengusaha eksportir di Gianyar, Selasa.
Berkurang dalam pengiriman aneka barang kerajinan tersebut sangat dirasakan, terutama ke negara-negara konsumen andalan seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman termasuk Uni Emirat Arab disamping negara Asia lainnya.
Merosotnya perdagangan ekspor pada akhir tahun tersebut sejalan dengan masih lesunya perekonomian negara Adidaya tersebut sehingga tidak terlalu banyak memerlukan barang konsumtif seperti barang-barang seni buatan masyarakat Bali.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat sejumlah pelabuhan di Indonesia pada November 2015 mencapai 41,2 juta dolar AS turun 15,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya 48,6 juta dolar.
Penurunan nilai ekspor dari bulan sebelumnya, dominan dipengaruhi oleh menurunnya nilai ekspor tujuan Amerika Serikat yang mencapai 2,1 juta dolar atau turun 17,26 persen, kemudian Jepang, 1,8 juta dolar dan Jerman 731.755 dolar AS.
Sementara jika dilihat dari jenis komoditas, penurunan tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya nilai ekspor pada pakaian jadi bukan rajutan 1,7 juta dolar, perhiasan (permata) 1,6 juta serta daging dan ikan olahan 816.535 dolar.
Lesu perdagangan itu maka secara kumulatif ekspor barang asal Bali periode Januari-November 2015 mencapai 456,89 juta dolar AS, berkurang 7,78 persen jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun sebelumnya yang mencapai 495,44 juta dolar AS. (WDY)