Singaraja (Antara Bali) - Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana mengklaim pembangunan instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng murni bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) daerah setempat.
"Pembangunan proyek prestisius itu dianggarkan sebesar Rp44 miliar pada tahap pertama bersumber dari APBD 2014 sementara tahap kedua dianggarkan sekitar Rp38 miliar untuk penyelesaian tahap akhir," kata Agus Suradnyana di Singaraja, Selasa.
Ia menuturkan, proyek tersebut dianggarkan pada APBD 2014 dan 2015 karena proses pengerjaannya cukup panjang dan melihat postur anggaran APBD yang tidak memungkinan dikerjakan dalam satu tahun.
"Oleh karena itu, kita fikir-fikir juga, sehingga diputuskan waktu itu mengerjakan proyek selama dua periode pembahasan APBD total menghabiskan anggaran sekitar Rp82 miliar," kata Agus.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali itu menambahkan, setelah proyek kedua selesai diperkirakan pada pertengahan 2016 nanti, dilanjutkan melengkapi alat-alat kesehatan menghabiskan anggaran sekitar Rp20 miliar.
"Pemerintah Pusat hanya membantu Rp8 miliar dan sisanya dari APBD dan saya tegaskan lagi hal itu agar tidak bisa kembali di masyarakat jika pembangunan tidak bersumber dari APBD Buleleng," paparnya.
Jadi, kata dia, dengan estimasi penganggaran demikian, secara total IGD rumah sakit terbesar di Bali bagian utara itu menelan anggaran total sebesar Rp102 miliar dan sudah dapat beroperasi pada November 2016 mendatang.
Agus lebih lanjut memaparkan, dengan dibangunnya IGD bertaraf standar rujukan regional itu dapat secara langsung menyentuh kebutuhan masyarakat Buleleng akan kesehatan terutama rumah sakit memadai dan memiliki standar yang baik.
"Buleleng memang perlu memiliki rumah sakit yang berkelas dan memiliki standar rujukan regional, apalagi, lokasi Buleleng sangat jauh dengan ibukota Denpasar sebagai pusat kota di Pulau Dewata," demikian Agus Suradnyana. (WDY)