Denpasar (Antara Bali) - Guna mendatangan wisatawan ke Bali, baik domestik maupun mancanegara melalui udara maupun laut, pemerintah secara gencar membangun infrastruktur penunjangnya.
Pembangunan yang gencar direncanakan pemerintah meliputi pembangunan jalan raya maupun untuk kapal pesiar yang ada di pelabuhan laut terbesar di Bali, yakni Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar.
Pemerintah Provinsi Bali juga mengusulkan proyek pembangunan sejumlah infrastruktur dalam mendukung program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
"Pemprov sudah mengusulkan sejumlah proyek pembangunan pendukung program MP3EI, salah satunya pembangunan jalan penghubung Kuta-Soka dan Seririt (Kabupaten Buleleng) untuk memperlancar arus lalu lintas," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bali Ir Nyoman Astawa Riadi.
Ia mengatakan pemprov sudah menyerahkan usulan tersebut ke pemerintah pusat untuk dapat dievaluasi dan dipertimbangkan anggaran dana melalui APBN.
"Semua berkas terkait usulan pembangunan megaproyek tersebut sudah diusulkan ke pemerintah pusat. Antara lain untuk pembangunan jalan penghubung Kuta-Soka-Seririt," katanya.
Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan pihaknya sudah mengusulkan pembangunan pendukung sektor pariwisata Bali, sehingga kelancaran lalu lintas menjadi prioritas utama wisatawan mengunjungi objek-objek wisata.
"Di samping itu juga kami harapkan pemerintah pusat memperluas pembangunan dermaga untuk kapal pesiar, di antaranya di Pelabuhan Benoa maupun di Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem," katanya.
Gubernur Mangku Pastika berharap dengan dibangunnya fasilitas penunjang pariwisata, baik melalui darat, udara maupun laut, kunjungan wisatawan ke depannya akan terus meningkat.
"Meningkatnya kunjungan wisata ke Bali akan berimbas pada objek wisata di luar Pulau Dewata, seperti di Pulau Lombok, Labuan Bajo, Komodo (Nusa Tenggara Timur) maupun daerah lainnya di Indonesia.
Wisatawan Pesiar
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Benoa, Bali, pada tahun 2015 menjadwalkan 60 kapal pesiar akan bersandar di pelabuhan laut terbesar di Pulau Dewata.
"Kedatangan kapal pesiar itu tentu karena didukung dermaga yang terus berbenah agar memenuhi standar kapal cruise. Tahun ini kami kedatangan kapal pesiar 60 unit. Diawali Januari lalu kami sudah kedatangan kapal pesiar Sapphire Princess yang mengangkut penumpang sebanyak 2.600 wisatawan," kata General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa Ali Sodikin.
Ia mengatakan kapal pesiar Sapphire tersebut berangkat dari Singapura terus menuju Pelabuhan Klang Malaysia selanjutnya ke Pelabuhan Benoa (Denpasar) dan bertolak ke Australia.
"Mengawali tahun 2015 Pelabuhan Benoa sudah kedatangan kapal pesiar Sapphire dan langkah itu sebagai respon positif wisatawan asing ke Bali," ujarnya.
Ali mengatakan secara bertahap kapal pesiar yang sudah terjadwal akan datang ke Bali mengangkut wisatawan ke Pulau Dewata, dan setibanya mereka akan melakukan tur ke objek-objek wisata, antara lain Sanur, Kuta, Uluwatu, Gianyar dan Tanah Lot Kabupaten Tabanan.
"Setibanya di Pelabuhan Benoa, wisatawan tersebut difasilitasi oleh perjalanan wisata untuk melakukan kunjungan ke objek wisata yang telah ditersusun jadwalnya," katanya.
Ali Sodikin lebih lanjut mengatakan, kunjungan kapal pesiar tahun 2014 sebanyak 50 kapal pesiar. Jadi setiap tahunnya terus ada peningkatan kunjungan.
"Data kunjungan setiap tahunnya terjadi peningkatan, seperti tahun 2013 kunjungan sebanyak 43 unit, sedangkan tahun 2014 bertambah menjadi 50 kapal pesiar," ujarnya.
Ia mengatakan masing-masing kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Benoa rata-rata mengangkut penumpang di atas 1.000 wisatawan, sehingga perkiraan total kunjungan wisatawan yang datang lewat Pelabuhan Benoa mencapai 50.000 wisatawan pada tahun 2014.
"Selain itu juga ada wisatawan yang menggunakan kapal pesiar yact, sehingga total wisatawan asing yang berkunjung lebih dari lima puluh ribu turis," katanya.
Ia mengakui saat ini pelabuhan terbesar di Bali ini baru sanggup menampung satu unit kapal pesiar akibat keterbatasan panjang dermaga.
"Pelindo III saat ini dalam proses mengerjakan perpanjangan dermaga agar dapat menampung dua unit kapal pesiar. Target penyelesaian proyek perpanjangan tersebut baru dapat terealisasi pada 2016," ucapnya didampingi Humas Mira Eka Putri.
Ia mengatakan meski jumlah unit kapal lebih rendah dari target, tetapi mereka tetap bangga karena jumlah penumpang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014.
"Kalau melihat data kunjungan wisatawan asing melalui pelabuhan kapal pesiar tahun lalu hayanya 34.903 orang, Sedangkan tahun ini sudah tercatat mencapai 68.000 wisatawan," ujarnya.
Ali Sodikin menambahkan, tiap kapal pesiar merapat di Pelabuhan Benoa rata-rata menginap dua hari di Bali. Bahkan, para wisman juga banyak yang memperpanjang masa liburannya di Pulau Dewata.
"Kapal pesiar Azamara Quest yang kini berlabuh di Pelabuhan Benoa sudah dua malam berlabuh dan menginap di Benoa." katanya.
Sementara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali mengharapkan adanya optimalisasi potensi wisata kapal pesiar karena dinilai mampu mendongkrak kuantitas dan kualitas wisatawan mancanegara berkunjung ke Tanah Air.
"Kami harapkan pemerintah membenahi wisata `cruise` (kapal pesiar) karena itu sekali singgah mendatangkan lebih dari lima ribu orang wisatawan," kata Ketua GIPI Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya.
Menurut dia, wisata kapal pesiar sangat potensial digarap Indonesia apalagi sebagian besar luas wilayah Tanah Air merupakan wilayah maritim.
Untuk di Pulau Dewata saja, baru Pelabuhan Benoa, Denpasar, yang kerap disinggahi kapal pesiar berukuran sedang yang mengangkut wisatawan hingga 2.000 orang, sedangkan kapal pesiar yang berukuran lebih besar lagi masih belum bisa.
Sedangkan Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, belum begitu signifikan disinggahi oleh kapal pesiar. Sementara itu Pelabuhan Tanah Ampo yang digadang-gadang menjadi pelabuhan kapal pesiar hingga kini pembangunannya masih belum optimal. (WDY)