Jakarta (Antara Bali) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Marwan Jafar mengakui bahwa sekarang transmigrasi kurang
populer, terutama di kalangan muda.
"Masyarakat yang dipindahkan sebagai transmigran terkesan hanya
terdiri dari masyarakat yang tidak mempunyai keterampilan atau
kompetensi. Pada akhirnya program transmigrasi kurang populer untuk
penduduk kalangan muda, karena dianggap hanya akan menjadi petani
konvensional yang hidup terbatas di perdesaan," katanya di Jakarta,
Sabtu.
Ia menjelaskan program transmigrasi pada hakikatnya
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan
peradaban baru di tanah harapan melalui pembangunan pusat-pusat
pertumbuhan baru.
Program transmigrasi, dia melanjutkan, juga ditujukan untuk membuka
kesempatan kerja dan peluang usaha lewat pengelolaan potensi sumber daya
kawasan.
"Mengurangi kemiskinan, membuka lahan pangan dan perkebunan dan membentuk wirausaha mandiri," tambah dia.
Ia mengatakan pada masa awal transmigran memang harus menghadapi
berbagai tantangan dalam mengelola sumber daya di kawasan baru, namun
dengan kegigihan, keuletan, dan semangat, tantangan-tangan itu akan bisa
diatas dan peluang baru bisa diraih.
Pemerintah akan memasyarakatkan kembali program transmigrasi serta
membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.
Upaya itu antara lain dilakukan melalui pagelaran wayang kulit dengan
lakon "Babad Alas Winamarta" pada Hari Bhakti Transmigrasi ke-65, Jumat
malam.
Lakon itu menuturkan perjalanan para ksatria Pandawa membangun tanah harapan yang nantinya menjadi pusat kerajaan di Amarta. (WDY)
Menteri Marwan Akui Transmigrasi Kurang Populer
Sabtu, 12 Desember 2015 18:42 WIB