Denpasar (Antara Bali) - Batok atau tempurung kelapa bagi kebanyakan orang mungkin tidak berguna, tetapi bagi pengrajin justru sangat berguna untuk dijadikan aneka kerajinan yang diminati para wisatawan, kata pengrajin Nyoman Sujana.
Nyoman, pengusaha aneka kerajinan di Gianyar, Bali, Rabu, mengatakan, pihaknya dengan bermodalkan limbah tempurung yang dimodifikasi dengan tali pandan dan pelepah pisang, menjadikan produk batok kelapa itu bernilai seni dan semakin banyak diminati anak-anak muda asing maupun dalam negeri yang ke berkunjung Bali.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika aneka barang kerajinan berbahan baku tempurung kelapa ini kerap ditemui di setiap pusat perbelanjaan di daerah kota wisata seperti Bali, Yogyakarta dan tempat wisata lainnya.
Kondisi itu menyebabkan pengrajin Bali dinilai cukup kreatif oleh masyarakat dalam mengembangkan aneka barang bernilai seni, untuk matadagangan ekspor, walaupun bahan bakunya disulap dari barang yang sebelumnya mungkin tidak berguna.
Nyoman Sujana merasa salut kepada pemerintah yang sempat memamerkan aneka barang kerajinan dari batok kelapa bersama hasil tenunan, endek pada setiap pelaksanaan pameran pembangunan maupun Pesta Kesenian Bali (PKB) sehingga masyarakat semakin mencintainya.
Ini artinya barang kerajinan batok kelapa semakin dikenal masyarakat internasional, disamping hasil kerajinan bernilai seni itu sudah banyak memasuki pasar ekspor, terutama ke Eropa, Amerika, Australia, Kanada dan Asia lainnya.
Nyoman Sujana menyebutkan, kerajinan batok kelapa banyak dijajakan untuk dijadikan buah tangan dengan berbagai ragam bentuk. Mulai dari aksesoris perempuan seperti jepitan, bingkai foto, hingga perabotan rumah tangga layaknya sendok dan mangkuk.
Selain itu batok kelapa juga bisa dibentuk menjadi gelas minum, penutup lampu, sendok, garpu, atau sendok sayur. Dengan sentuhan seni yang halus, hasil kerajinan batok kelapa tersebut terlihat sangat artistik.
Bahkan hasil dari kerajinan tempurung kelapa itu bisa berupa ragam tas dengan berbagai bentuk (model) dan ukuran, beragam bentuk model rel gorden, cup lampu, peci, manik-manik dan bokor yang diperlukan masyarakat lokal.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali tidak mencatat nilai ekspor kerajinan batok kelapa secara khusus karena dimasukkan dalam jenis kerajinan lain-lain yang perolehan devisanya mencapai 129 juta dolar AS selama Januari-Agustus 2015. (WDY)