Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi mengumumkan lelang eksplorasi gas pada acara "Sarasehan Pemangku Kepentingan Gas Bumi Nasional" di Kuta, Bali.
Dirjen Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di hadapan sekitar 200 pemangku kepentingan yang hadir dalam sarasehan tersebut di Denpasar, Senin, mengatakan lelang yang dimaksud adalah lelang wilayah kerja migas non-konvensional pada 2015.
Ia mengatakan pemerintah secepatnya mengajukan lelang sebagai upaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 861.K/13/DJM.E/2015 pada 19 Oktober 2015 perihal penetapan wilayah kerja migas non-konvensional 2015.
Dia mengatakan pada 2015 ada tiga wilayah kerja minyak dan gas bumi non-konvensional yang dilelang, yaitu berada di Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan.
"Penawaran langsung wilayah kerja minyak dan gas non-konvensional 2015 ini ada tiga blok, yaitu MNK Blora itu berada di Jawa Tengah, kemudian MNK Batu Ampar berada di Kalimantan Timur, dan MNK Central Bangkanai di daratan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur," ujarnya.
Untuk MNK Blora, kata dia, luasnya mencapai 3.000 kilometer persegi, MNK Batu Ampar luasnya sekitar 2.452 kilometer persegi, dan MNK Central Bangkanai sekitar 3.000 kilometer persegi.
"Proses penawaran lelang ini, kami memanfaatkan teknologi informasi e-lelang atau lelang elektronik yang bekerja sama dengan Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM dengan tujuan transparansi dan akuntabilitas lelang," ujarnya.
Wiratmaja Puja menjelaskan jadwal lelang tersebut untuk akses dokumen penawar dimulai pada 2 November hingga 15 Desember 2015, kemudian forum klarifikasi dimulai pada 6 November hingga 15 Desember 2015, dan batas akhir pengiriman dokumen partisipasi 15 Desember 2015.
Dia mengatakan Kementerian ESDM juga terus menyosialisasikan potensi gas bumi yang besar di Indonesia yang ke depan dapat menjadi bahan bakar penyedia listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dia mengatakan sampai saat ini sekitar 50 juta warga Indonesia belum mendapatkan aliran listrik.
"Saat ini masih sekitar 14 persen dari 250 juta penduduk Indonesia belum merasakan aliran listrik. Sekarang ini bagaimana mewujudkan agar seluruh masyarakat bisa merasakan energi listrik semuanya," katanya. (WDY)