Karangasem (Antara Bali)- Tim Globally Important Agriculture Heteritage System (GIAHS) Food and Agriculture Organization Of The United Nations (FAO) Roma Italia yang dipimpin Mr. Dr. Nagata (Jepang) dan di dampingi Prof. Dr.Hadi Susilo Arifin (Guru Besar IPB) mengadakan kunjungan lapangan sekaligus mengapresiasi Desa Bugbug Karangasem dalam menerapkan sistem pertanian berbasis nilai tradisi.
Kunjungan ini merupakan penilaian lanjutan dari proposal yang diajukan Tim Delegasi GIAHS Indonesia ke Sekretariat FAO Roma, sekaligus untuk mempromosikan Desa Bugbug, Karangasem, Bali sebagai Model GIAHS, sebuah organ PBB yang peduli terhadap system pertanian berbasis nilai nilai tradisi.
Perjuangan menjadikan Desa Bugbug menjadi model GIAHS berdasarkan hasil penilaian FAO yang difasilitasi IPB Bogor terhadap keberadaan sistem pertanian di Desa Bugbug, antara lain memiliki pertanian lahan basah/sawah dengan subaknya, pertanian lahan kering/perkebunan, peternakan, kelautan dengan kelompok nelayannya serta lembaga tradisional adatnya yang unik dan sangat kuat.
Konsep pertanian Nyegara Gunung berbasis Tri Hita Karana masih lestari di Desa Bugbug dan masuk dalam perlindungan adat setempat. Kabupaten Karangasem Provinsi Bali khususnya Desa Bugbug oleh Pemerintah Pusat melalui Deputi Urusan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, saat ini sudah diajukan sebagai salah satu Model Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pemberdayaan Masyarakat/Globally Important Agriculture Heteritage System (GIAHS) Indonesia dan sudah di kunjungi Tim FAO Roma pada tanggal 21 November 2014 lalu.
Bupati Karangasem waktu itu I Wayan Geredeg terbang ke Roma memenuhi undangan FAO melalui surat Sekretariat FAO Roma tertanggal 21 Mei 2015, untuk memaparkan Desa Bugbug sebagai usulan lokasi Globally Important Agriculture Heteritage System (GIAHS) dan komitmen Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk mendukung inisiasi GIAHS di Kabupaten Karangasem.
Kunjungan dilaksankan dari tanggal 7 Juli - 12 Juli 2015 lalu. Adapun Delegasi GIAHS Indonesia, yang diwakili Pemerintah Kabupaten Karangasem berangkat ke Kota Roma, Italia adalah I Wayan Geredeg, SH (Bupati Karangasem), I Nengah Sumardi, SE., M.Si (Ketua DPRD Karangasem), Prof.Dr.Hadi Susilo Arifin (Guru Besar pada Institut Pertanian Bogor), Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si. ( Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem), I Ketut Sedana Merta, ST., MT (Kepala Bappeda Karangasem) dan I Nyoman Siki Ngurah, ST., MT. (Kasubid TR & LH Bappeda Karangasem).
Kunjungan tiga orang Tim GIAHS, FAO Roma Italia kali ini, dipimpin Dr. Nagata, diterima langsung Kepala Bappeda Karangasem Ketut Sedana Merta beserta Kepala SKPD terkait dan seluruh Masyarakat beserta tokoh Masyarakat Desa Bugbug, Karangasem, bertempat di Wantilan Desa Bugbug, Sabtu (31/10).
Setelah mengadakan dialog langsung, Tim GIAHS, FAO Roma dengan masyarakat desa Bugbug. Sekretaris Daerah Karangasem I Gede Adnya Mulyadi mengundang Tim GIAHS dalam jamuan makan malam di Mina Sari Murti. Sekda Kab. Karangasem didampingi Kepala Bappeda Ketut Sedana Merta dan SKPD terkait. Dr. Nagata melalui Dr. Hadi Susilo menyampaikan, pada hari Minggu (1/11), kemarin, akan mengadakan peninjauan sekaligus penilaian lapangan ke Desa Bugbug melihat pertanian dengan konsep Tri Hita Karananya, Desa Seraya dengan pertanian jagungnya, Desa Sibetan dengan Kebun Salaknya dan Desa Sibetan dengan panorama persawahannya.
"Hasil penilaian melalui peninjauan lapangan ini, sebagai bahan penyempurnaan rekonstruksi proposal GIAHS yang diusulkan Karangasem, kemudian proposal diusulkan kembali melalui Kementerian Pertanian RI dan Kementerian PMK RI ke Sekretariat FAO Roma. Sekretariat FAO segera membentuk Stering Komite beranggotakan 3 negara dan Kelompok Scienties beranggota 3 orang, yang nantinya mengeluarkan keputusan Penetapan," jelas Dr. Hadi Susilo.
Sekda Karangasem Adnya Mulyadi mengatakan, mengapresiasi dan berterimakasih atas kunjungan lanjutan Tim GIAHS, FAO Roma, Italia ke Karangasem. Dan terhadap Program GIAHS yang menjadi Program FAO Roma, fasca ditetapkannya Desa Bugbug sebagai kandidat Lokasi GIAHS.
Ada beberapa program yang sudah dilaksanakan Pemkab Karangasem di antaranya, Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian, Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani, Subak dan Nelayan, Peningkatan Sumber Daya Petani melalui Penyuluhan, Menyediakan Pembiayaan Pertanian Melalui Hibah maupun Kredit, Membantu Pemasaran Melalui Koprasi.
"Program Yang dicanangkan dan Menjadi Komitmen Pemerintah Kabupaten Karangasem adalah pengendalian alih fungsi lahan melalui pembuatan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengaturan Pengkaplingan Lahan. Selaian itu pengendalian alih fungsi lahan melalui pembuatan Perda tentang Penetapan Sawah Abadi atau Lahan Pangan Perkelanjutan. Dan Pemkab. Karangasem berharap sekali agar Desa Bugbug Karangasem Bali ditetapkan sebagai lokasi GIAHS," katanya.
Akhir pertemuan, Sekda Adnya Mulyadi menyerahkan cindera mata kepada Tim GIAHS, diterima Dr. Nagata. (*)
