Negara (Antara Bali) - Proyek drainase di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk, yang masuk wilayah Kabupaten Jembrana dinilai janggal, karena lebih tinggi dari pemukiman warga.
Anggota DPRD Jembrana Ketut Suastika, Selasa, mengatakan, pihaknya menerima pengaduan dari Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Tuwed, Kecamatan Melaya tempat drainase tersebut dibangun.
"Ketua LPM Desa Tuwed mengatakan, warga sudah beberapakali mengajukan keberatan terhadap rekanan proyek tersebut, tapi tidak ditanggapi," katanya.
Salah satu yang membuat warga keberatan, galian drainase tersebut lebih tinggi dari pemukiman warga, sehingga bukannya mencegah banjir, justru menyebabkan banjir.
"Kalau saluran pembuangan airnya lebih tinggi, bagaimana air akan masuk ke drainase? Aneh struktur pengerjaan proyek ini," ujarnya.
Selain kedalaman drainase, menurutnya, warga juga keberatan jalan masuk ke rumah mereka, dibuat lebih kecil oleh rekanan, dibanding saat belum dibongkar dulu.
Ia juga mengungkapkan, saat warga minta jalan masuk ke rumah mereka dibuat lebih lebar, justru pemborong minta biaya Rp1 juta permeter, sehingga memberatkan warga.
Karena banyak menuai keluhan, ia akan membawa masalah ini ke DPRD khususnya ke komisi terkait, agar ditindaklanjuti dan disikapi.
Pantauan di lapangan, dengan batas waktu pengerjaan proyek hingga Selasa (20/10), pekerja tampak ngebut mengerjakan beberapa bagian yang belum selesai.
Terkait keluhan warga, PT Nata Jaya selaku pemborong belum berhasil dikonfirmasi, karena saat didatangi ke rumah yang dikontraknya sebagai kantor direksi sedang kosong.
Menurut pemilik rumah tersebut, sejak dikontrak, rekanan proyek tersebut jarang menempatinya.(GBI)
Proyek Drainase Jalan Nasional Dinilai Janggal
Selasa, 20 Oktober 2015 17:48 WIB