Jakarta (Antara Bali) - Pameran Buku Frankfurt atau "Frankfurt Book Fair" yang dibuka sejak Selasa (13/10) sore waktu setempat, mengenalkan tradisi cerita lisan dan kekayaan literatur Indonesia mengingat pada tahun ini negara dipercaya menjadi tamu kehormatan.
"Tradisi bercerita lisan kita sudah berlangsung berabad-abad dan karya-karya literatur kita hanya sedikit yang dikenal di Eropa. Melalui pameran ini, kita akan berdialog dengan publik internasional untuk memperkenalkan keduanya," kata Ketua Komite Nasional Indonesia Goenawan Mohamad melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sastrawan yang akrab disapa GM tersebut mengatakan pameran bertema "17.000 Islands of Imagination" ini diramaikan dengan menghadirkan 75 penulis, 60 penampil pertunjukan dan 20 koki yang mengisi kurang lebih 500 acara di dalam lokasi pameran dan acara di berbagai kota Jerman.
Terkait dengan kekayaan literatur, ada sekitar 200 buku, mulai dari jenis fiksi, humaniora dan seni, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman serta bahasa asing lainnya.
Selain itu, kemanusiaan dan sejarah menjadi tema yang diangkat oleh beberapa penulis dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jerman, salah satunya novel "Amba" karangan Laksmi Pamuntjak yang diterjemahkan menjadi "Alle Farben Rot".
Novel ini mendapat penghargaan nomor satu dalam daftar "Weltempfanger" untuk karya fiksi terbaik dari luar yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman. Penilaian ini berdasarkan pilihan para penulis dan kritikus sastra Jerman terpandang, antara lain Illija Trojanow. Novel ini juga masuk daftar delapan karya fiksi terpenting dalam Frankfurt Book Fair 2015 versi harian terbesar "Frankfurter Allgemeine Zeitung".
Tema perjuangan anak-anak Indonesia untuk meraih mimpi dan mendapat pendidikan yang baik yang dipresentasikan dalam novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, juga menyentuh publik Jerman.
Pengunjung Pameran akan memperoleh kesempatan berinteraksi langsung dengan para penulis Indonesia, yang akan tampil di dalam arena pameran maupun di kota-kota lain di Jerman.
Para penulis akan mendapat kesempatan publikasi dari media internasional yang hadir di Frankfurt Book Fair. Sementara itu, penerbit Indonesia juga mendapat kesempatan menggelar pertemuan bisnis dengan sesama penerbit dan kalangan industri buku dunia, dalam rangka menjual hak cipta karya penulis Indonesia. (WDY)