Ubud (Antara Bali) - Ribuan wisatawan asing tampak menyaksikan prosesi pengusungan "naga banda", yakni patung naga berukuran cukup besar dengan ekor memanjang sebagai kelengkapan ritual kremasi jenazah (pelebon) Raja Peliatan IX, Ubud, Kabupaten Gianyar, Rabu.
Pada wisawatan yang berderet di pinggir jalan di wilayah perkampungan turis itu, terlihat cukup antusias menyaksikan iring-iringan ribuan warga yang mengusung "naga banda" dari Puri Peliatan menuju Pura Merajan Puri Agung Ubud itu.
Tidak hanya sekadar iring-iringan, pada prosesi itu juga dilibatkan tiga hewan jenis kuda serta dua gajah yang tunggangi oleh penglingsir atau sesepuh Puri Ubud, Tjokorda Putra Nindia dan beberapa kerabatnya.
Selain itu, pada iring-iringan itu juga nampak dua anak perempuan diusung memakai tandu di bagian depan barisan para wanita berpakaian adat Bali.
Beberapa jenis tetabuhan juga ingut mengiringi jalannya prosesi pengusungan patung naga terkait "pelebon" Raja Peliatan IX Dewa Agung Peliatan itu.
"Kami sangat senang melihat upacara ini, dan kami kebetulan berlibur ke Puri Ubud," kata Olivia, salah seorang wisatawan asal Francis saat menonton prosesi "mendak" naga banda itu.
Sementara Lurah Ubud Dewa Gede Pariatna mengatakan, untuk mengantisipasi kemacaten arus lalu lintas di wilayahnya, tempat parkir kemdaraan dialihkan ke Lapangan Astina, Ubud.
"Sebelumnya parkir itu menyebar, ada yang di dalam areal puri, ada juga yang di pinggir jalan," katanya.
Camat Ubud I Kadek Alit Wirawan mengatakan bahwa pihaknya melibatkan ratusan tenaga pengamanan dalam prosesi upacara itu.
Petugas keamanan itu, kata Wirawan, di antaranya dari aparat kepolisian, Satpol PP, Dinas Perhubungan, TNI serta "pecalang" atau petugas pengamanan tradisional desa adat.
Dikatakan, saat ini pihaknya juga tetap melakukan pemantuan terhadap arus lalu lintas, baik orang maupun kendaraan di Kecamatan Ubud. "Ini penting kami lakukan, sehingga Ubud terbebas dari kemacetan," katanya.(*)