Gianyar (Antara Bali) - Ribuan warga di Ubud, Kabupaten Gianyar, Rabu terlibat dalam penjemputan "naga banda", salah satu kelengkapan ritual pengiring jenazah untuk "pelebon" atau ngaben Raja Peliatan IX Ida Dewa Agung.
Cokorda Putra Nindia, sesepuh Puri Agung Peliatan di Ubud, Rabu menjelaskan bahwa penjemputan naga banda, yaitu boneka berbentuk naga yang khusus digunakan untuk pelebon kalangan raja, itu dilakukan karena sesuai perhitungan tergolong hari baik..
"Saat 'mendak' atau penjemputan ini kami melibatkan 2.000 lebih warga warga untuk mengusungnya dari Pura Merajan atau keluarga Puri Ubud ke Puri Peliatan yang berjarak kurang lebih dua kilometer.
Ia mengatakan bahwa naga banda itu sendiri merupakan salah satu sarana upacara pelebon yang berfungsi untuk menghantarkan "atma" atau roh saat upacara itu.
Naga banda itu, kata Cok Nindia, khusus dipergunakan saat upacara pelebon bagi putra mahkota atau penglingsir (sesepuh) puri. Pelebon sendiri merupakan istilah ngaben yang khusus digunakan di kalangan raja.
Selain naga banda, kata dia, pada saat prosesi pengabenan bagi sesepuh puri diikuti dengan lembu berwarna putih dengan tanduk berlapis emas sebesar 22 karat.
"Emas itu nantinya diberikan khusus kepada undagi atau pembuat lembu itu sebagai tanda penghargaan dan penghormatan kepada para seniman," ujarnya.
Selain lembu bertanduk emas, menurut dia, pada prosesi pengabenan Raja Peliatan IX juga mempergunakan "bade" atau tempat mayat bertingkat 11 yang pada puncak bade itu juga dilapisi dengan emas.
Pada saat puncak acara pelebon, emas 22 karat yang berada di puncak "bade" akan diperebutkan oleh warga.
"Siapa cepat dan mampu menaiki bade setinggi 9,5 meter, dia akan yang akan mendapatkan emas itu," ujarnya.(*)