Hunian Hotel Berbintang Di Bali 64,29 Persen

Denpasar (Antara Bali) - Tingkat hunian kamar hotel berbintang di daerah tujuan wisata Pulau Bali rata-rata sebesar 64,29 persen selama bulan Juli 2015, naik 2,53 persen dibanding bulan sebelumnya (Juli 2015) yang tercatat 61,76 persen.

"Tingkat hunian hotel tersebut tergolong cukup baik karena rata-rata di atas 50 persen masih mampu menutupi biaya operasional dan gaji karyawan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 382.683 orang selama Juli 2015 meningkat 5,99 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, atau bertambah 6,39 persen dibanding bulan Juni 2015.

Wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Pulau Dewata sebagian besar menggunakan fasilitas hotel berbintang yang tersebar pada enam dari sembilan kabupaten/kota di daerah ini.

Panusunan Siregar menyebutkan, tingkat hunian kamar tertinggi pada bulan Juli 2015 itu terjadi di wilayah Kota Denpasar yang mencapai 70,29 persen, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 63,53persen.

Menyusul hotel yang ada di Kabupten Tabanan mencapai 73,56 persen, juga menurun dari bulan sebelumnya yang tercatat 72,96 persen, Kabupaten Badung 63,83 persen meningkat dari bulan sebelumnya 65,39 persen.

Selain itu tingkat hunian hotel di Kabupaten Gianyar pada bulan Juli 2015 sebesar 65,92 persen, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 27,94 persen, Kabupaten Karangasem 42,27 persen, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 28,81 persen serta di Kabupaten Buleleng 46,97 persen, meningkat dari bulan sebelumnya tercatat 33,90 persen.

Sedangkan tiga daerah lainnya di Bali meliputi Kabupaten Jembrana, Bangli dan Kabupaten Klungkung hingga saat ini belum memiliki fasilitas hotel bintang.

DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat di Pulau Dewata terdapat 2.260 hotel berbintang dan non bintang dengan kapasitas 56.971 kamar.

Kamar hotel tersebut di luar vila yang keberadaannya kini tersebar hingga ke daerah pelosok perdesaan dan banyak yang belum memiliki izin. (WDY)