Denpasar (Antara Bali) - Produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Bali tumbuh sebesar 5,53 persen selama triwulan II-2015, lebih tinggi dibanding pertumbuhan secara nasional yang tercatat 5,09 persen.
"IMK Bali pada triwulan II-2015 yang tumbuh cukup signifikan itu dibandingkan dengan triwulan I-2015 (q-to-q)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, demikian pula pertumbuhan IMK tersebut dilihat secara periode tahunan (y-on-y) tumbuh positif sebesar 20,96 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2014.
Peranan IMK dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis. Oleh sebab itu komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK akan dihadapkan sejumlah tantangan.
Panasunan Siregar menambahkan, dalam memajukan IMK di daerah, pemecahan tidak dapat dilakukan dengan kebijaksan yang sama yang berlaku umum di tingkat pusat.
Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus mampu mengakomodir dan sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan.
Oleh sebab itu permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan dan wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerah.
Panasunan Siregar mengingatkan, dalam kaitan tersebut strategi pembangunan daerah harus dilakukan secara bersinergi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah bersangkutan.
Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya setempat.
Oleh sebab itu perlu menjadi perhatian semua pihak, mengingat peran IMK yang sangat strategis untuk menciptakan lapangan kerja, kesejahteraan dan peningkatan standar hidup masyarakat setempat, ujar Panasunan Siregar. (WDY)