Denpasar (Antara Bali) - Komoditi unggulan ekspor Bali merosot ke pasaran luar negeri, seperti pakaian jadi (garmen), aneka kerajinan berbahan baku kayu, perabotan rumah tangga jenis antik dan hasil perikanan, sehingga berpengaruh terhadap perolehan devisa nonmigas daerah ini.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Provinsi Bali, Made Suastika, Kamis, membenarkan jika realisasi ekspor komoditas unggulan daerah ini berkurang mengakibatkan perolehan devisa menjadi hanya 239,8 juta dolar AS, periode Januari-Juni 2015, jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 mencapai 260,7 juta dolar.
"Memang hampir semua komoditas unggulan mengalami kemerosotan dalam perdagangan ke luar negeri akibat pertumbuhan perekonomian negeri konsumen utama seperti Amerika Serikat, belum seperti yang diharapkan, sehingga pembeliannya juga berkurang termasuk ke Australia," kata dia.
Matadagangan jenis unggulan Bali yang selama ini menjadi andalan dalam memperoleh devisa adalah pakaian jadi (garmen) hanya mampu terjual sebanyak 30,7 juta pcs bernilai 51 juta dolar AS, enam bulan pertama 2015, berkurang 18,38 persen jika dibandingkan periode yang sama 2014 mencapai 62,4 juta dolar AS.
Aneka kerajinan berbahan baku kayu seperti patung, ukiran khas Bali untuk dinding pengapalannya berkurang hingga 27,45 persen, sementara perolehan devisanya turun dari 38,8 juta dolar menjadi hanya 34,1 juta dolar periode Januari-Juni 2015, tutur Suastika.
Sementara itu, ikan tuna hasil tangkapan nelayan di daerah ini volumenya berkurang dari 8.962 ton menjadi hanya 6.811 ton periode Januari-Juni 2015, namun sangat beruntung berkat harganya yang membaik sehingga nilainya naik dari 32,2 juta dolar AS menjadi 38,7 juta dolar AS periode enam bulan I-2015.
Ia mengakui, hampir semua kelompok matadagangan nonmigas yang terdiri atas aneka barang kerajinan, hasil industri kecil dan pertanian melorot dalam perolehan devisanya awal 2015, termasuk sepatu, tas buatan pengrajin Pulau Dewata juga mengalami hal yang sama.
Suastika menjelaskan, perdagangan ikan dalam kemasan kaleng yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan konsumen Jepang juga merosot hingga 39 persen dalam perolehan devisanya dari bernilai 11,7 juta dolar menjadi hanya 7,1 juta dolar periode Januari-Juni 2015.
Berkurang perdagangan luar negeri hasil industri tersebut akibat hasil tangkapan para nelayan berkurang disamping karena cuaca yang kurang bersahabat, juga disebabkan peraturan pemerintah yang melarang menggunakan kapal asing.
Kondisi perdagangan luar negeri ini baru hingga pertengahan tahun dan diharapkan akan lebih baik lagi diakhir tahun ini, karena para eksportir gencar mengapalkan barang-barang pesanan mitra bisnisnya menjelang Natal dan pergantian tahun. (WDY)