Denpasar (Antara Bali) - Pengurus Generasi Muda Indonesia Tionghoa (Gema Inti) Provinsi Bali bekerja sama dengan Kuta Beach Sea Turtle Conservation Centre dan Bali Sea Turtle Society melepasliarkan 240 ekor tukik di Pantai Kuta.
Ketua Gema Inti Bali, Ketut Rendy Setiawan, di Denpasar, Senin mengatakan tujuan kegiatan melepasliarkan tukik adalah untuk menjaga spesies langka dan dilindungi undang-undang ini terhindar dari kepunahan.
Ia mengatakan kegiatan bertajuk "I Save One" sudah digelar Minggu (14/6) dan juga diisi acara penyalaan lilin dan doa bersama untuk mengenang Angeline (8) tewas menggenaskan itu sebagai bentuk kepedulian dan penolakan terhadap kekerasan pada anak.
Sebelumnya, Pengurus Gema Inti Bali juga turut memberikan donasi kepada keluarga korban dan berdoa bersama di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Jumat (12/6).
"Keberadaan penyu semakin langka. Kami tidak mau generasi setelah kami tidak bisa melihat satwa lucu ini lagi di masa datang. Hari ini saja ada banyak orang yang tidak mengenal apa itu tukik dan apa itu penyu. Ini adalah bukti bahwa penyu sudah sangat jarang ditemukan. Kebiasaan manusia yang kerap merusak habitat penyu dan memburu telurnya adalah salah satu penyebabnya," katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PP Gema Inti, Hardy Stephanus mengatakan anak penyu termasuk satwa yang sulit bertahan hidup.
"Karena itu mari bersama-sama menjaga satwa langka itu. Mari serukan kepada masyarakat agar tidak memburu penyu," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Yossy Wijaya menambahkan bahwa dewasa ini di seluruh dunia hanya terdapat tujuh jenis penyu yang belum punah. Enam dari jenis penyu ini terdapat di perairan Indonesia. Sudah barang tentu orang Indonesia berkewajiban menyelamatkan penyu dari ancaman kepunahan.
Yossy mengatakan bahwa kegiatan pelepasan tukik dengan tema "I Save One" memiliki makna yang sangat mendalam untuk menyentak kalangan muda bahwa menyelamatkan ekosistem laut itu butuh kerja keras. Begitu juga menyelamatkan penyu dari kepunahan karena dari 1000 tukik barangkali hanya satu saja yang bertahan hidup hingga dewasa.
"Kali ini kita bisa melakukannya dengan masing-masing menyelamatkan satu penyu. Semakin banyak yang turut menyelamatkan penyu maka akan semakin masif gerakan pelesatarian penyu itu sendiri. `I Save One' hanyalah barangkali terlihat sebagai gerakan kecil namun menyimpan potensi yang amat besar tatkala dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan," katanya.
Ketua PD Inti Bali Sudiarta Indrajaya mengatakan bahwa melestarikan ekosistem laut juga bermanfaat untuk generasi selanjutnya. Dengan melepasliarkan puluhan tukik ini sebenarnya kita berupaya menjaga keseimbangan bumi agar terhindar dari bencana.
"Kita semua patut peduli dengan keseimbangan bumi agar pengaruh pemanasan bumi dapat dikurangi. Kami dari Pengurus Inti Bali bangga dengan kegiatan melestarikan penyu yang dilakukan Generasi muda Inti terlebih lagi diikuti kegiatan edukasi kepada anak anak sejak dini tentang pelestarian alam, kebersihan dengan melibatkan anak anak panti asuhan bersama anak anak wisatawan manca negara," katanya.
Ia mengatakan terselenggaranya kegiatan ini tidak lepas dari donasi berbagai pihak yang memiliki kepedulian akan lingkungan dan ekosistem laut. Tercatat lebih dari 100 orang donatur baik warga lokal maupun wisatawan mancanegara yang ikut berkontribusi. Setiap orang yang memberikan donasi mendapatkan satu tukik, kaos dan gantungan kunci bertuliskan "I Save One".
Donasi yang terkumpul dalam acara yang juga dihadiri anak-anak panti asuhan ini juga akan digunakan untuk kegiatan bakti sosial ke panti asuhan dan membantu pendidikan siswa-siswi yang kurang mampu.
Selain menyelenggarakan kegiatan pelepasan tukik, juga dilakukan bersih-bersih pantai dari tumpukan sampah sekaligus mengedukasi masyarakat agar tidak merusak keindahan pantai dengan buang sampah sembarangan.
Gema Inti juga menyelenggarakan lomba mewarnai untuk anak-anak panti asuhan, penampilan band dan tarian Bali. Selain menjaga keharmonisan dengan alamnya, Gema Inti berusaha mengharmoniskan hubungan dengan sesama dan melestarikan warisan budaya bangsa. (WDY)