Kuta, 9/10 (ANTARA) - Empat Provinsi di Kalimantan memamerkan berbagai potensi dan daya tarik daerah masing-masing pada "Borneo Extravaganza" di Discovery Shopping Mall Kuta guna menjaring kunjungan wisatawan asing maupun domestik.
Selama tiga hari, 8-10 Oktober ini, empat provinsi meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, membuka stan promosi di pusat pariwisata internasional di Bali itu.
"Kita harapkan lewat promosi pariwisata seperti ini akan mampu menarik minat wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung ke Kalimantan," kata Titin Sukarya, staf ahli bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di sela-sela acara itu, Sabu.
Selama ini masyarakat daerah lainnya di Indonesia maupun wisatawan asing, dinilai belum banyak mengenal tentang potensi obyek wisata di empat provinsi di Pulau Borneo tersebut.
Dalam pameran "Borneo Extravaganza 2010" itu, selain menampilkan hasil kerajinan khas daerah masing-masing juga digelar pentas kesenian dari semua provinsi tersebut.
Keberadaan stan-stan pameran tersebut mendapat animo pengunjung pusat perbelanjaan, baik untuk sekadar meminta informasi potensi daerah, mengambil brosur, melihat-lihat barang suvenir hingga membeli aneka produk kerajinan khas Kalimantan.
Sementara itu Asisten II Bidang Pembangunan Pemprov Kalsel Fitri Rifani, sangat berharap melalui pameran tersebut bisa lebih mengenalkan daerahnya ke dunia. "Di Bali kan banyak wisatawan asing, semoga mereka juga mau datang ke daerah kami," harapnya.
Dia menjelaskan, dibanding dengan kota-kota lainnya di Kalimantan, kegiatan promosi kepariwisataan di Banjarmasin maupun daerah Klasel lainnya masih tergolong kurang.
"Selain promosi yang kita lakukan kali ini, kegiatan serupa selama ini juga didukung kalangan PHRI, Asita, maupun masing-masing perusahaan biro perjalanan," ucapnya seraya menyebutkan, kedatangan tim promosi Kalsel mencapai sekitar 80 orang.
Menyinggung soal dukungan pemerintah terhadap kegiatan promosi daerah, menurut dia masih perlu ditingkatkan. Besaran dana promosi tergantung masing-masing daerah dan keputusan politik dari DPRD.
Kota Banjarmasin tidak memiliki potensi pariwisata yang mengandalkan sumber daya alam, karena lebih dikenal sebagai kota saudagar/jasa. Sedangkan potensi wisata alam terdapat di daerah Hulu Sungai dan lainnya.
"Selain wisata pasar terapung, khusus di Banjarmasin tidak ada sumber daya alam untuk obyek wisata, yang ada lebih banyak obyek wisata religi. Wisata alam ke daerah Hulu Sungai," katanya.
Dengan promosi pariwisata selama ini, termasuk di Bali, pihaknya memasang target untuk mendatangkan 10 ribu wisatawan asing. "Saat ini kunjungan wisatawan asing ke Bnajarmasin per tahun 7.000 orang atau rata-rata 2.500 per bulan," tambah Fitri Rifani.(*)