Negara (Antara Bali) - Pertempuran di laut Selat Bali antara pejuang Republik Indonesia pimpinan Kapten Markadi dengan Belanda, diperingati di Monumen Lintas Laut, Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Rabu.
"Pertempuran atau operasi lintas laut di Selat Bali ini, merupakan salah satu momentum besar dalam perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sudah selayaknya, selalu kita kenang," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan pertempuran tersebut.
Ia mengatakan, generasi muda wajib mengetahui sejarah perjuangan yang dilakukan Pasukan M (Markadi) ini, sehingga mereka juga memiliki semangat juang untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan pasukan tersebut.
Menurutnya, perdamaian dan kesejahteraan yang dinikmati saat ini, tidak lepas dari perjuangan fisik pahlawan-pahlawan bangsa dalam melawan agresi militer Belanda.
"Pasukan M, dengan senjata dan sarana seadanya berhasil mempertahankan kehormatan di laut Selat Bali, meskipun harus menghadapi armada kapal tempur penjajah saat itu. Banyak pejuang yang gugur, namun sisanya tetap melanjutkan pertempuran hingga berhasil masuk ke Bali," ujarnya.
Isteri Almarhum Kapten Markadi, Oni mengatakan, pihaknya mengapresiasi kepedulian Pemkab Jembrana yang melakukan peringatan Operasi Lintas Laut, setiap tahunnya.
"Kami keluarga besar Kapten Markadi serta seluruh pejuang Operasi Lintas Laut, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Jembrana, yang memfasilitasi peringatan ini setiap tahunnya," katanya.
Meskipun sudah tidak tinggal di Kabupaten Jembrana, keluarga besar ini tetap merasa ada ikatan batin, sehingga setiap peringatan Operasi Lintas Laut mereka melakukan bhakti sosial berupa bantuan kepada pelajar hingga veteran.
Dalam upacara peringatan kali ini, TNI AL mengirim dua peleton pasukan, TNI AD satu peleton, Brimob satu peleton, serta dari unsur Satpol PP, PNS dan pelajar.
Monumen Lintas Laut terletak di ujung barat Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, dengan batu prasasti berisi nama-nama pejuang yang gugur dalam pertempuran laut tersebut.
Semasa hidupnya, Markadi selalu hadir bersama keluarga besarnya, yang selain untuk melakukan upacara juga bertemu dengan pejuang-pejuang seangkatannya di Kabupaten Jembrana.(GBI)