Amlapura (Antara) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali optimistis tingkat "non-performing loan" (NPL) atau kredit macet triwulan II tahun 2015 akan menujukkan kinerja membaik karena didorong mulai terserapnya belanja dari pemerintah.
"Kami optimistis NPL triwulan II akan lebih rendah dari triwulan I karena sudah akan direalisasikan belanja dari pemerintah," kata Kepala Bagian Pengawasan OJK Provinsi Bali, Robert Sianipar ditemui di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu.
Menurut dia, perlambatan ekonomi berimbas kepada kemampuan para debitur untuk menyelesaikan kewajibannya yang menjadi penyebab utama kredit macet meningkat.
Dari catatan OJK, perkembangan rasio NPL pada bank umum di Pulau Dewata pada triwulan I hingga Maret 2015 mencapai 1,35 persen dari total penyaluran kredit mencapai Rp57,9 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan periode sama pada 2014 mencapai 0,89 persen.
"Kami berharap dengan terserapnya belanja pemerintah maka produksi akan kembali berjalan optimal karena mendorong kemampuan produsen," ucapnya.
Tak hanya perkembangan NPL pada bank umum, BPR juga menunjukkan hal yang sama yakni kredit macet yang melonjak pada triwulan I tahun 2015 mencapai 3,32 persen dari penyaluran kredit mencapai Rp7,3 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,37 persen.
Sementara itu terkait penyaluran kredit perbankan di Bali, Robert menjelaskan bahwa kredit lebih banyak untuk kresit produktif yang mencapai sekitar 63 persen.
OJK mencatat hingga triwulan I 2015, kredit tersebut terserap untuk modal kerja yang mencapai Rp26,6 triliun, investasi mencapai Rp14,5 triliun dan konsumsi mencapai Rp24,1 triliun.
"Sedangkan untuk kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada triwulan I mencapai Rp28 triliun atau melonjak dibanding periode sama tahun sebelumnya mencapai Rp27 triliun," imbuhnya. (WDY)