Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali mengakui aktivitas penukaran mata uang dolar amerika terhadap rupiah di Pulau Dewata melalui perantara "money changer" relatif stabil.
"Saat ini aktivitas penukaran uang dolar amerika terhadap rupiah relatif stabil, meskipun nilai tukar rupiah melemah," kata Ketua APVA Bali, Ayu Astuti Dhama, di Denpasar, Rabu.
Hal tersebut dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut juga diikuti dengan kondisi perekonomian nasional yang belum stabil, sehingga minat masyarakat untuk menukarkan mata uang dolar amerika tidak untuk kepentingan investasi.
Menurut dia, melemahnya nilai tukar rupiah hingga ke level Rp13 ribu per dolar amerika tidak membawa dampak yang signifikan terhadap pelaku usaha "Money Changer".
"Saya melihat dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini aktivitas penukaran uang tidak mengalami lonjakan yang drastis yang mengikuti tren pelemahan nilai tukar rupiah di dalam negeri," ujarnya.
Ia mengakui para pemilik "money change" di Bali hanya sebagai pelaku yang tidak mencari keuntungan karena nilai tukarnya disesuaikan dengan kurs.
Ayu menegaskan pergerakan kurs tersebut sangat cepat dan berubah sewaktu-waktu, sehingga nilai tukar tidak bisa dijadikan patokan. "Kami tidak bisa memastikan rupiah akan menguat atau melemah, dan tetap menjual sesuai dengan kurs yang berlaku," ujarnya.
Untuk itu, ia mengharapkan kondisi tersebut dapat segera membaik sehingga kurs rupiah tidak semakin jatuh. "Kami berharap posisi rupiah akan menguat dalam waktu dekat," katanya. (WDY)