Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali meluncurkan transaksi non-tunai di salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar yang bertujuan meminimalkan peredaran uang palsu dan mengurangi penggunaan uang tunai.
"Bali harus segera menerapkan belanja non-tunai karena sangat potensial sebagai daerah tujuan wisata dunia. Negara tetangga sudah lebih maju, kita jangan ketinggalan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Jumat.
Peluncuran transaksi non-tunai tersebut dilaksanakan di supermarket Tiara Dewata yang sudah siap melayani pembayaran menggunakan transaksi non-tunai dan khusus pembayaran uang elektronik baru dilayani pada stan makanan.
Pembayaran menggunakan non-tunai dan uang elektronik itu juga dihadiri oleh bank-bank pendukung yakni BNI, BCA, Mandiri, BRI dan BPD Bali.
Program pembayaran dengan non-tunai itu hanya dilaksanakan pada waktu tertentu yakni khusus pada stan makanan di Tiara Dewata mulai 24-28 April 2015.
Rencananya, BI dan bank pendukung lainnya akan melebarkan kegiatan transaksi tanpa uang tunai itu di beberapa pusat perbelanjaan lainnya.
"Kami targetkan dengan upaya yang lebih hingga akhir tahun 30 persen sudah menggunakan transaksi non-tunai," imbuhnya.
Sistem pembayaran menggunakan non-tunai seperti kartu kredit, debit dan uang elektronik, kata dia, dinilai memberikan kemudahan yang lebih efektif dan efisien dari segi pencatatan transaksi dan meminimalkan penggunaan uang pecahan kecil serta menghindari peredaran uang palsu.
Manajer Operasional Tiara Dewata, Novi Setyo Utomo mengatakan bahwa transaksi non-tunai seperti kartu kredit dan debit sudah menjadi sistem pembayaran yang memberikan kemudahan salah satunya mengurangi penggunaan uang pecahan kecil.
Sedangkan pembayaran dengan uang elektronik, pihaknya baru melayani pada stan makanan.
Meski mengaku animo transaksi non-tunai cukup tinggi, namun ia belum memiliki catatan khusus terkait persentase pengunjung yang khusus menggunakan pembayaran non-tunai yang selama ini dimanfaatkan masyarakat.
"Khusus uang elektronik kami layani di `food court` dulu. Kalau di supermarket sudah kami layani dengan kartu kredit dan debit. Kami berencana memberlakukan uang elektronik secara bertahap," katanya. (WDY)