London (Antara Bali) - Indonesia kembali berpartisipasi dalam "Sea Food Expo Global 2015" yang berlangsung di Brussel pada 21-23 April 2015.
Dirjen P2HP Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P. Hutagalung, menyampaikan sambutan dalam pembukaan paviliun Indonesia, pada ekspo tersebut yang bertema "Anti IUU Fishing and Stop Buying Illegal Fish" serta perlawanan terhadap "Trafficking in Person" dalam industri perikanan, kata Counsellor KBRI Brussel, Riaz J.P. Saehu, Selasa.
Di hadapan para pengunjung, peserta pameran dari Indonesia dan asing, serta para calon pembeli, Dirjen Saut Hutagalung menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tegas untuk menghentikan "IUU Fishing" dan juga kejahatan lain yang terlibat. Hadir dalam pembukaan paviliun Indonesia adalah Dubes Arif Havas Oegroseno, pejabat Penanggung Jawab Kedaulatan Maritim, Kemenko Maritim dan juga Ignacio Kristanyo Hardojo, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Brussel.
Pameran ini merupakan salah satu pertemuan industri perikanan global dengan pasar utama di Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Indonesia menggarap pasar Eropa selama tiga hari pameran yang diikuti oleh 1.690 perusahaan peserta pameran dari 75 negara. Pameran ini sangat menentukan penjualan produk ikan global, dimana 81 persen pengunjung yang hadir merupakan pembeli aktif pasar ikan dunia. Pihak penyelenggaran pameran menargetkan tahun ini pengunjung akan mencapai lebih dari 26 ribu orang.
Komisi Perikanan Uni Eropa juga berpartisipasi dalam pameran ini. Uni Eropa sebagai pasar terbesar di dunia yang mengonsumsi 25 persen makanan laut global diharapkan terus melakukan pemeriksaan lebih cermat, dengan tidak membeli makanan laut hasil IUU Fishing.
Sejumlah 18 pengusaha ikan Indonesia ikut meramaikan paviliun Indonesia. Produk-produk perikanan yang Indonesia pasarkan dalam pameran ini mencakupi produk ikan segar dan juga kalengan. Paviliun Indonesia juga memamerkan berbagai tata cara perikanan Indonesia yang berkelanjutan dan didukung oleh banyak anggota industri. (WDY)