Negara (Antara Bali) - Pembelian vaksin anti rabies Pemkab Jembrana disetujui Bio Farma, selaku rekanan yang tercantum dalam katalog elektronik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Bio Farma sudah menyetujui harga yang kami sampaikan, dan akan diproses selama 14 hari untuk 1000 ampul vaksin anti rabies," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes, di Negara, Jumat.
Ia mengatakan, jumlah 1000 ampul vaksin untuk korban gigitan anjing rabies tersebut akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 7000 ampul, sesuai anggaran yang dimiliki Pemkab Jembrana.
Setelah harga yang disampaikan sempat ditolak Bio Farma, sehingga pihaknya kehabisan stok vaksin anti rabies, ia mengaku lega, karena vaksin tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
"Bagi masyarakat kurang mampu, membeli sendiri vaksin anti rabies di apotik, menjadi beban bagi mereka karena harganya lumayan mahal. Kalau dari kami diberikan gratis, karena ditanggung jaminan kesehatan," ujarnya.
Sebelumnya Suasta mengatakan, pihaknya terus menyampaikan laporan ke LKPP terkait pengajuan pembelian vaksin tersebut, agar lembaga tersebut juga ikut menekan Bio Farma.
Menurutnya, jika dalam pengajuan pembelian kedua ini kembali ditolak Bio Farma, LKPP akan mengeluarkan rekomendasi Pemkab Jembrana bisa melakukan pengadaan sendiri, tanpa mengacu dari katalog elektronik.
Terkatung-katungnya persediaan vaksin anti rabies di Jembrana ini berawal dari penolakan Bio Farma, untuk melayani pembelian dengan harga Rp78 ribu setiap ampul.
"Padahal dalam pengadaan kami harus mengacu dan membeli dari rekanan dengan harga paling rendah, sesuai yang tercantum dalam katalog elektronik. Dalam katalog elektronik, harga dari Bio Farma memang Rp78 ribu setiap ampul, tapi saat kami akan membeli mereka menolaknya," kata Suasta.
Untuk menyelesaikan masalah ini, selain Dinas Kesehatan datang ke LKPP di Jakarta, hal yang sama juga dilakukan Ketua Komisi C DPRD Jembrana Ida Bagus Susrama.
Dalam pertemuan dengan LKPP serta Bio Farma disepakati, Pemkab Jembrana mengajukan pembelian lagi, yang akan dijawab oleh perusahaan tersebut.
Akibat persediaan vaksin anti rabies yang dikelola Dinas Kesehatan kosong, korban gigitan anjing terpaksa membeli vaksin sendiri di apotik seharga Rp140 ribu setiap ampul, padahal rata-rata setiap pasien butuh empat ampul.(GBI)