Denpasar (Antara Bali) - Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana Prof Wayan Arthana, MS mengatakan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup di Bali belakangan ini mengalami degradasi yang cukup mengkhawatirkan.
"Saya amati kondisi Bali mengalami degradasi, hal itu akibat menurunnya jumlah lahan produktif seiring dengan semakin pesatnya ekspansi investasi yang boros lahan dan ketiadaan perlindungan terhadap sektor pertanian," katanya pada diskusi bertema "Daya Dukung dan Daya Tampung Pulau Bali" di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan beberapa faktor yang menjadi pendorong semakin maraknya alih fungsi lahan produktif, yaitu tidak terkontrolnya perluasan investasi lahan dan sumber daya alam dengan tidak mempertimbangkan daya dukung serta daya tampung Bali.
"Kita bisa lihat pembangunan fasilitas penunjang sektor pariwisata yang tidak memperhatikan lingkungan hidup, seperti pembangunan hotel, vila, lapangan golf, bisnis proferti dan lainnya," kata Arthana.
Dikatakan luas lahan persawahan tahun 2005 jika dibandingkan dengan 2004 mengalami penurunan sebesar 1,08 persen atau 885 hektare. Begitu juga tahun 2006, luas sawah di Bali yakni 80,997 hektare mengalami penurunan sekitar 213 hektare. "Dengan terjadinya penurunan lahan produktif (sawah) maka di Bali memicu masalah kerawanan pangan. Akibatnya kebutuhan beras masyarakat Bali harus mendatangkan dari luar Bali," ujarnya.
Selain berkurangnya lahan pertanian, kata dia, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1995 menyebutkan Bali juga mengalami krisis air. "Ini karena disebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas kawasan hutan, danau, daerah resapan maupun daerah aliran sungai sehingga menurunkan ketersediaan air," katanya. (WDY)