Negara (Antara Bali) - Pedagang Pasar Umum Negara, Kabupaten Jembrana mengeluhkan pembuangan limbah, termasuk keseriusan Perusahaan Daerah (Perusda) sebagai pengelolanya.
"Dulu dari Perusda ingin memperbaiki saluran limbah tersebut, dengan cara memungut iuran dari pedagang, tapi ada yang tidak setuju dengan nilai iuran yang harus dibayar. Apakah karena itu Perusda batal memperbaiki ini, saya tidak tahu," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Umum Negara Gusti Putu Adnyana.
Masalah pungutan dari pedagang yang kemudian dikelola Perusda, menurutnya, hampir selalu menjadi perbedaan, sehingga beberapa program tidak jalan.
Selain perbaikan saluran limbah, rencana lainnya yang tidak berjalan karena pedagang keberatan dengan jumlah iuran, juga terjadi untuk perbaikan emperan kios.
"Untuk perbaikan emperan itu, Perusda maunya setiap pedagang dipungut biaya Rp350 ribu untuk setiap meternya, tapi ada pedagang yang memperbaiki sendiri hanya habis Rp210 ribu. Akhirnya, soal biaya tidak ada titik temu, perbaikan juga tidak ada kejelasan," kata Eka Sastujana, penguru paguyuban pedagang lainnya.
Ia mengungkapkan, cukup banyak persoalan antara pedagang dengan Perusda menyangkut keuangan, seperti retribusi untuk pedagang ikan dan daging yang sebelumnya dikelola pengurus Pura Melanting (pura di dalam pasar), namun belakangan Perusda juga minta bagian.
Menurutnya, akibat Perusda memungut retribusi Rp3000 setiap hari kepada pedagang ikan dan daging, pendapatan untuk keperluan pura menjadi berkurang, karena pedagang mengurangi iuran untuk pura.
"Padahal iuran dari pedagang itu sangat bermanfaat untuk kebutuhan pura, khususnya saat ada upacara keagamaan," katanya.
Melihat berbagai masalah ini, ia mengatakan, pedagang berharap Perusda juga memberikan konstribusi untuk kepentingan pedagang, tidak hanya memungut retribusi saja.
Menurutnya, pedagang sudah cukup sering swadaya untuk perbaikan pasar, seperti melakukan perbaikan jalan yang baru saja selesai.
Direktur Perusda Jembrana Wayan Wasa saat dikonfirmasi mengatakan, untuk perbaikan saluran limbah, pihaknya masih melakukan perhitungan biaya, dan koordinasi dengan pemilik toko maupun kios terdekat.
"Karena dana berasal dari swadaya pedagang, kami harus hitung biayanya. Kami juga masih menghitung biaya untuk perbaikan parkir di belakang pasar yang rusak berat," katanya.
Ia juga berjanji akan musyawarah dengan paguyuban pedagang, karena banyak yang harus diperbaiki, seperti keamanan pasar yang sering terjadi pencurian dan pencopetan.(GBI)
Pedagang Pasar Keluhkan Pembuangan Limbah
Jumat, 27 Maret 2015 17:27 WIB