Kuala Lumpur (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri
Malaysia Najib Tun Razak sepakat membentuk komite teknis dan ketua juru
runding untuk menyelesaikan perbatasan maritim kedua negara.
"Soal
perbatasan maritim sudah terlalu lama sehingga dengan adanya tim
tersebut diharapkan bisa cepat diselesaikan," kata Presiden Jokowi usai
pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak di kantor
Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Jumat.
Selain itu, kedua
kepala pemerintahan juga juga membahas isu-isu bilateral yang menjadi
prioritas seperti kerja sama perbatasan maritim, peningkatan perdagangan
dan investasi, penanganan nelayan, pengiriman tenaga kerja serta
membahas terkait pendidikan anak-anak untuk pekerja Indonesia di Sabah
dan Serawak.
Mengenai penanganan nelayan yang masuk wilayah
abu-abu (belum disepakati) maka nelayan itu tidak ditangkap, melainkan
diusir keluar dari wilayah abu-abu itu.
Namun, lanjut Presiden,
jika nelayan masuk kawasan yang sudah jelas (teritorial) maka akan
ditangkap serta mengadapi peradilan hukum masing-masing negara.
Indonesia
juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para investor Malaysia,
mulai investor jalan tol, infrastruktur kereta api, pelabuhan, bandar
udara dan pembangkit listrik, untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kedua
kepala pemerintahan juga membahas masalah pengiriman tenaga kerja yang
akan diupayakan melalui satu saluran sehingga perlindungan dan
penanganannya bisa dilakukan bersama-sama.
Mengenai hal ini,
Najib menyatakan Malaysia masih mengikuti perjanjian yang telah
ditandatangan di Bali pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, namun Malaysia setuju untuk terus berunding sehingga
diharapkan bisa melalui satu saluran.
"Jika dapat dibuat seperti itu, maka diharapkan pelatihan kepada calon tenaga kerja dapat diberikan lebih baik," kata Najib.
Kedua
kepala eksekutif ini juga membahas pendidikan anak-anak pekerja
Indonesia di Malaysia yang jumlahnya cukup banyak dan Jokowi menyatakan
keberadaan sekolah untuk anak pekerja ini sudah disetujui dan akan
ditindaklanjuti Malaysia.
"Mengenai keberadaan CLC (comunity
learning center) di Sabah dan Serawak sudah disetujui oleh pemerintah
Malaysia," jelas Jokowi.
Perdana Menteri Najib juga menyatakan
Malaysia sangat setuju mewujudkan sekolah-sekolah bagi pekerja Indonesia
karena sesuai aturan UNESCO hak untuk mendapatkan pendidikan adalah
hak yang tidak boleh diabaikan.
"Jadi kami juga setuju agar sekolah tersebut dapat diwujudkan," tegas Najib.
Dalam
pertemuan ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator
Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi,
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.(WDY)
Jokowi dan Najib Sepakat Selesaikan Masalah Perbatasan
Jumat, 6 Februari 2015 16:13 WIB