Denpasar (Antara Bali) - Kepolisian Resor Kota Denpasar menampik adanya penemuan benda mencurigakan yang ditempatkan di dalam sebuah koper di sekitar markas kepolisian setempat.
Wakil Kepala Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Besar Polisi Nyoman Artana, Rabu menyatakan bahwa penemuan benda mencurigakan tersebut merupakan bagian dari simulasi diam-diam yang tidak diinformasikan baik kepada petugas setempat maupun media.
"Kita memang tidak sampaikan kepada semua dan anggota pun tidak tahu," kata Artana.
Meski menyatakan sebuah simulasi, namun sebagian besar mimik wajah dan gerak tubuh para polisi setempat menunjukkan hal yang berbeda dari pelaksanaan simulasi seperti biasanya.
"Memang tidak saya sampaikan, sengaja skenarionya begitu, yang tahu hanya saya dan pihak Brimob," kilahnya.
Menurut dia, pelaksanaan simulasi itu dilaksanakan "menyikapi perkembangan situasi saat ini".
Artana menyatakan "perkembangan situasi" itu terkait menjelang pelaksanaan eksekusi mati dua terpidana berkewarganegaraan Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, meskipun hingga saat ini pelaksanaan eksekusi itu masih belum diketahui.
"Sebentar lagi ada informasi masalah eksekusi mati," kata Artana seraya menambahkan bahwa pelaksanaan simulasi itu merupakan kegiatan rutin untuk meningkatkan kesiapan termasuk koordinasi petugas.
Di setiap pelaksanaan simulasi dari pihak kepolisian seperti biasanya, petugas setempat memberikan arahan ataupun jalan cerita simulasi tersebut.
Namun kali ini Artana tidak secara jelas membeberkan rangkaian simulasi tersebut.
"Tadi dikontak Brimob dan lapor ke pimpinan, dan dilaksanakan steril di lapangan. SOP (Prosedur Standar Operasional) dilaksanakan dan olah TKP (tempat kejadian perkara), dipastikan apa isinya, sesuai alat yang dimiliki dari Brimob khususnya Gegana dan Jihandak, dipastikan aman. Setelah aman baru barang dipindahkan," ucapnya.(WDY)