Mangupura (Antara Bali) - Pengusaha yang bergerak dalam penjualan aneka jenis cinderama mata yang mempunyai nilai seni dan antik di daerah Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali belakangan ini menerima banyak pesanan dari wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali.
"Setiap pemesan bisa mencapai 50-100 unit yang harus dapat dipenuhi dalam dua sampai tiga bulan ke depan," kata Nengah Adhira, seorang kolektor aneka jenis benda antik di Kerobokan, Senin.
Ia mengatakan, pesanan konsumen itu antara lain berbagai jenis patung yang dibuat dari bahan baku kayu, batu giok dan benda-benda yang unik lainnya.
Keberadaan barang-barang antik kini masih terbilang banyak dan tidak jarang diperjual belikan dengan harga relatif murah, itu semua karena faktor minimnya pengetahuan tentang barang-barang antik.
Untuk mendapatkan satu topeng rangda misalnya, kolektor membeli dengan harga Rp15 juta hingga Rp25 juta dan dijual kembali bisa mencapai Rp150 juta per unit.
Demikian juga Patung Dewi Kwan Im kolektor membeli dengan harga Rp80 juta dan dijual kembali dengan harga Rp120 juta per unit, patung Hanoman membeli dengan harga Rp650 juta dan dijual kembali dengan harga Rp750 juta hingga 800 juta.
Nengah Adhira menambahkan, barang-barang antik pesanan khususnya dari sekitar Pulau Jawa, yang datang ke Bali memiliki kriteria dan kualitas tersendiri dan layak untuk diperjual belikan dengan melihat nilai seni dan latarbelakangnya.
Demikian juga gebyok biasanya kolektor membeli dengan harga Rp10 juta hingga Rp20 juta per unit dan dijual kembali sebesar Rp25 juta hingga Rp50 juta per unit, untuk mendapatkan Lumpang kolektor sekaligus pelaku bisnis harus mengeluarkan dana sebesar Rp150.000 hingga Rp200.000 dan dijual kembali dengan harga Rp1000.000, kata pelaku bisnis sekaligus kolektor, Bagus Raka. (WDY)