Denpasar (Antara Bali) - Melorot terus permintaan pasar akan furniture jenis antik seperti perabotan rumah tangga dirasakan sejak awal 2009, dan sekarang masih belum lancar benar, akibat ekonomi negara maju belum pulih kondusif seperti di AS.
Berkurang permintaan aneka barang seni ini dari pasar luar negeri masih terasa hingga sekarang, sehingga hasil perdagangannya juga melorot, kata Murniati, pedagang dan eksportir berbagai jenis furniture di kawasan wisata Korobokan, Denpasar Jumat.
Disamping itu, persaingan dari negara berkembang di Asia seperti China, India, Thailand, Vietnam dan Malaysia terhadap barang furtiniture cukup ketat, karena eksportir dari negeri tetangga itu gencar mengisi aneka barang serupa ke pasaran ekspor.
Ia mengatakan, perajin Bali yang cukup kreatif memadukan seni tradisional dengan yang berkembang di negara konsumen, diyakini barang antik dari Pulau Dewata akan tetap laku ke pasar ekspor, walaupun jumlahnya berkurang.
Hal itu terbukti masih ada pesanan yang diterima pengusaha dan perajin Bali terhadap permintaan di tengah krisis keungan global, kondisi itu menunjukkan furniture asal Bali memiliki pangsa pasar khusus, kata Murniati.
Sementara itu, Kasi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Putu Bagiada SE membenarkan bahwa, realisasi perdagangan luar negeri aneka jenis kerajinan furniture bernilai seni buatan masyarakat dari Bali berkurang.
Devisa khusus dari aneka barang furniture selama Januari-Juli 2012 hanya bernilai 17,7 juta dolar AS, berkurang hingga 17 persen jika dibandingkan dengan periode sama 2011 yang mencapai 21,4 juta dolar.(LHS/T007)