Kuta (Antara Bali) - Pemkab Badung merancang pembangunan jalan layang guna mengatasi kemacetan arus lalu lintas kendaraan di sekitar kawasan Nusa Dua, Bandara dan Simpang Siur Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, yang terdapat Patung Dewa Ruci.
"Ada tiga topik yang tengah dibahas guna mengatasi kemacetan jalan di kawasan Nusa Dua, Kuta, hingga arah Sanur," kata Bupati Badung Anak Agung Gde Agung di sela-sela buka puasa bersama pimpinan redaksi dan wartawan di Kuta, Rabu.
Ketiga hal tersebut sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Kuta dan sekitarnya. Pertama dengan jalan memindahkan Patung Dewa Ruci yang menjadi simpul kemacetan dengan pembangunan "top pass" dan "under pass".
Dua solusi lainnya yang kini tengah diperjuangkan, kata Bupati Gde Agung, adalah meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dengan melakukan pelebaran jalan dan pembuatan jalan layang.
Jalan layang yang tengah dibuatkan detail perencanaannya diarahkan ke kawasan hutan bakau, namun nantinya tidak akan membabat pohon bakau yang ada. "Jalannya kita rancang dibangun satu meter di atas permukaan air tertinggi dan melewati rawa-rawa yang tidak ditumbuhi bakau," ujarnya.
"Hutan bakau tetap dilestarikan. Rencana pembangunan jalannya menyisir lahan yang tidak ada hutan bakaunya, sehingga bisa dibangun tiang-tiang penyangga badan jalan. Ini akan bisa mengatasi kemacetan dari Bandara, Nusa Dua, Simpang Siur Patung Dewa Ruci hingga arah Sanur," tegas dia.
Gde Agung mengatakan, rencana pembuatan jalan layang (top Pass) dan jalur bawah (under pass) tersebut nantinya berjalan seiring dengan rencana pelebarann Jalan Uluwatu I dan Uluwatu 2 hingga ke Sekitar Hotel Ayana, Jimbaran.
Hanya saja yang perlu dipikirkan adalah saat dilaksanakan proyek pelebaran jalan dan pembangunan jalan di sekitar Patung Dewa Ruci. Bagaimana pengaturan lalu lintasnya, mengingat proyek tersebut akan berjalan dua tahun.
"Kami di Badung tidak dalam kompetensi menolak pembangunan jalan layang atau lainya yang terkait jalan negara. Itu menjadi kewenangan pusat. Hanya saja kita turut melaksanakan pembangunan sebagai pendukung," ujarnya.
Pihaknya, ujar bupati, secara prinsip mendukung upaya mengatasi kemacetan lalu lintas di Bali, hanya saja diakui sampai saat ini terkait rencana proyek tersebut belum mengetahui secara detail.
"Kami belum pernah mendapat penjelasan lebih komprehensif dan detail, termasuk mengenai rencana defintif proyek pembangunan tersebut," katanya sekaligus meluruskan penilaian yang mengatakan Badung menolak proyek tersebut sehingga dipanggil Gubernur Bali.(*)