Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 2,71 juta dolar AS dari ekspor ikan hias hidup ke pasaran luar negeri selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014.
"Perolehan devisa tersebut menurun tipis yakni 2,24 persen, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 2,77 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Namun dari segi volume menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari 1,52 juta ekor pada sepuluh bulan pertama 2013 menjadi 5,83 juta dolar AS pada periode yang sama tahun 2014.
Perolehan devisa dari pengapalan koleksi piaraan akuarium pencinta aneka jenis ikan hias mancanegara itu andilnya masih kecil hanya 0,64 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 421,50 juta dolar AS.
Ikan hias merupakan salah satu dari sembilan jenis matadagangan hasil perikanan dan kelautan yang menembus pasaran ekspor, diamping ikan tuna, kakap, kepiting, kerapu, lobster dan sirip ikan hiu.
Panasunan Siregar menjelaskan, total ekspor hasil perikanan dan kelautan Bali mencapai 91,43 juta dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2014, juga turun tipis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 94,05 juta dolar AS.
Jepang tetap menjadi pasaran potensial ekspor ikan dan udang dari Bali yang menyerap 24,53 persen dari total pengapalan hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata.
Disusul Amerika Serikat yang menampung 21,08 persen dan sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Pasaran Thailand menampung 12,25 persen, Australia 6,56 persen, Singapura 1,85 persen, Tiongkok 6,47 persen, Hong Kong 3,75 persen, Inggris 0,52 persen dan Jerman 0,85 persen.
Sedangkan sisanya 22,34 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena ikan dan udang hasil produksi Bali mampu bersaing di pasaran ekspor, ujar Panasunan Siregar. (WDY)