Negara (Antara Bali) - Legislator di DPRD Jembrana mengkritik pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, yang lebih mengedepankan administrasi daripada menangani pasien.
"Seharusnya tangani dulu pasien yang masuk karena menyangkut nyawa. Jangan ditanya atau disuruh mengurusi administrasi, baru dilayani," kata Ketua DPRD Jembrana, Ketut Sugiasa, saat memimpin rapat kerja Komisi C dengan RSU Negara, Selasa.
Ia juga minta rumah sakit menertibkan pedagang, yang sering keluar masuk ke bangsal pasien, sehingga membuat suasana tidak tenang.
Ketua Komisi C, Ida Bagus Susrama mengingatkan, dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) RSU Negara, penanganan terhadap pasien harus diutamakan, dibandingkan mengurusi masalah administrasi.
"Jangan dilihat pasien darimana atau dari golongan apa. Yang penting ditangani dulu, baru administrasinya diurus," katanya.
Ia mengaku sering mendapatkan keluhan dari masyarakat, terkait pelayanan yang kurang cepat terhadap pasien, justru petugas sibuk bertanya berbagai hal terkait administrasi.
Putu Kamawijaya, anggota Komisi C mengatakan, masyarakat juga sering mengeluhkan petugas yang terkesan galak, dan tidak peduli dengan pasien.
"Yang datang ke rumah sakit itu pasti orang susah, dan dalam kondisi panik. Jangan ditambah dengan melihat muka petugas yang masam, dan galak," katanya.
Menurutnya, untuk memberikan pelayanan yang baik, seluruh dokter dan petugas paramedis lainnya di RSU Negara, harus ada rasa memiliki terhadap pasien.
Wakil Ketua Komisi C, Firlinand Taufik juga memberikan kritik keras terhadap RSU Negara, dengan mengatakan, pelayanannya kalah cepat dan berkemanusiaan dibandingkan dukun.
"Kalau orang berobat ke dukun, tidak ditanya masalah administrasi apalagi biaya, tapi pasien ditangani dulu. Dengan mengedepankan administrasi, berarti pelayanan RSU Negara kalah dengan dukun," katanya.
Mendapatkan kritikan dari legislator ini, Direktur RSU Negara, Made Dwipayana berjanji akan melakukan berbagai perbaikan pelayanan.
Terkait tampang masam dari petugas medis ia mengakuinya, namun menurutnya sudah sering diberikan pembinaan terhadap mereka.
Ia juga mengungkapkan, saat ini pihaknya kekurangan dokter jaga di Unit Gawat Darurat, karena hanya memiliki dua dokter.
"Idealnya di UGD harus ada tiga dokter. Dengan jumlah dokter yang ada saat ini, pelayanan terhadap pasien tidak bisa maksimal, karena beban kerja mereka terlalu berat," katanya.
Selain lewat pembinaan, ia mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan saat ini pihaknya sedang berusaha menaikkan tipe RSU Negara dari A ke B.
Ia berharap, dengan penambahan berbagai fasilitas untuk rumah sakit tipe B, akan makin banyak dokter yang bekerja disitu.(GBI)
Legislator Jembrana Kritik Pelayanan RSU
Selasa, 4 November 2014 16:54 WIB