Denpasar (Antara Bali) - Siswa kelas II di SD Negeri 3 di Sesetan, Denpasar terpaksa harus belajar lesehan di ruang kelas yang tidak representatif akibat penambahan jam pelajaran sebagai dampak pemberlakuan kurikulum 2013.
"Karena kurikulum 2013 menuntut jam pelajaran lebih panjang kalau sebelumnya empat jam kini menjadi enam jam," kata Ketua Komite SD Negeri 3 Sesetan, Denpasar, Wayan Dudik, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya siswa I dan II belajar selama empat jam tetapi kini bertambah menjadi enam jam dengan menggunakan ruang kelas yang sama secara bergiliran.
Sebelum kurikulum 2013, siswa kelas I pulang pukul 10.00 Wita dan kelas II masuk sekolah jam 10 dan pulang pukul 12.30 Wita.
"Sekarang tidak bisa seperti itu karena mereka pulang pukul 12.30 Wita. Kalau dipaksa jam 12.30, bisa jam 16.00 Wita baru pulang, kan kasian anak-anak dan guru-guru juga tidak mau pulang sore," tegasnya.
Untuk menyiasati hal itu, anak-anak terpaksa menggunakan ruangan yang tidak representatif dengan tidak adanya bangku dan meja belajar sedangkan sekolah juga kekurangan ruang kelas.
"Ini mohon perhatian dari pemerintah. Kalau mau menerapkan sesuatu, apa sudah siap yang di bawah? Jangan melihat yang di atas saja. Kenyataannya anak-anak kami duduk di bawah," ucapnya.
Para siswa juga membawa meja lesehan dan tikar dari rumah mereka sendiri dengan kondisi tembok yang mulai jamuran dan lantai yang kotor. Belum lagi satu kelas II itu diisi oleh 54 anak-anak yang merasa tidak nyaman dengan kondisi ruang kelas.
"Sudah dua hari belajar begini. Kakinya sakit," kata Lily, seorang pelajar kelas II. (DWA)