Jakarta (Antara Bali) - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui program
pinjaman sebesar 400 juta dolar AS untuk membantu Indonesia memperbaiki
iklim investasi serta menarik investasi asing dan domestik lebih banyak,
untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
"Indonesia
perlu mempercepat reformasi struktural untuk bertransformasi dari
ekonomi berbasis komoditas menjadi perekonomian dengan basis yang lebih
luas," kata Public Management Economist ADB Perwakilan Indonesia, Rabin
Hattari, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta,
Minggu.
Menurut dia, agar hal itu terwujud, investasi diperlukan
di berbagai sektor yang memerlukan iklim investasi yang kondusif,
infrastruktur yang lebih baik, dan tata kelola yang lebih tangguh, yang
pada gilirannya akan membantu terciptanya lapangan kerja yang lebih
produktif dan berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan.
Tahap
pertama dari "Stepping Up Investments for Growth Acceleration Program"
(`Program Peningkatan Investasi Untuk Percepatan Pertumbuhan`) atau
SIGAP, adalah mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk menciptakan
iklim bisnis yang lebih terbuka dan berbiaya efektif, memperluas opsi
pembiayaan infrastruktur, dan mengembangkan proses pengadaan publik yang
lebih cepat dan transparan.
Salah satu wujud konkret upaya ini adalah peningkatan batasan kepemilikan asing dalam proyek konektivitas Kemitraan
Publik-Swasta
(public-private partnership), atau KPS, serta penyederhanaan proses dan
waktu yang diperlukan untuk memulai usaha baru.
Program itu juga
mendukung inisiatif pemerintah untuk memperluas opsi pembiayaan
infrastruktur bagi pemerintah daerah, dan lebih meningkatkan kerangka
kerja KPS untuk menarik dana swasta yang lebih banyak untuk
proyek-proyek infrastruktur.
Sebelumnya, ADB telah mendukung
pengembangan KPS, dan tahap kedua dari program ini akan melanjutkan
upaya tersebut melalui berbagai rencana reformasi, antara lain seperti
membuka kesempatan bagi KPS untuk berinvestasi di sektor sosial.
Seiring
dengan bantuan pinjaman ADB, bank pembangunan pemerintah Jerman KfW
Bankengruppe juga turut berkontribusi dalam bentuk pembiayaan bersama
sebesar $200 juta. Program yang berjalan selama 4 tahun ini dijadwalkan
akan selesai pada bulan September 2016.
ADB, yang berkedudukan di
Manila, didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Asia dan
Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan lingkungan yang
berkelanjutan dan integrasi kawasan.
ADB didirikan pada tahun
1966 dan dimiliki oleh 67 anggota ¿ 48 diantaranya berasal dari kawasan
Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia. Pada tahun 2013, bantuan ADB
berjumlah sebesar 210 miliar dolar AS, termasuk pembiayaan bersama
sebesar 6,6 miliar dolar AS.(WDY)
ADB Bantu Indonesia Perbaiki Iklim Investasi
Minggu, 28 September 2014 11:29 WIB