Jakarta (Antara Bali) - Bank Pembangunan Asia (Asian Development
Bank/ADB) menyetujui penyaluran pinjaman 500 juta dolar AS kepada
Indonesia untuk mendorong kerja sama publik-swasta dalam pembiayaan
proyek infrastruktur.
Direktur ADB untuk Indonesia Steven Tabor mengatakan pinjaman ini
diberikan setelah dijalankannya Paket Kebijakan Ekonomi untuk mengurangi
hambatan investasi.
"Terbitnya dua belas paket reformasi ekonomi sejak September 2015
menunjukkan tekad pemerintah untuk melakukan perbaikan besar-besaran
terhadap iklim investasi," kata Steven melalui keterangan tertulis yang
diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Pinjaman kedua dari ADB di bawah Program Peningkatan Investasi untuk
Percepatan Pertumbuhan ini akan didukung dengan pembiayaan bersama yang
nilainya setara 224,6 juta dolar AS dari KfW Bankengruppe, bank
pembangunan berbasis di Jerman.
Di tahap pertama program, KfW telah memberikan pembiayaan paralel senilai 245 juta dolar AS.
Menurut Steven, peraturan yang memberatkan serta biaya tinggi untuk
mendirikan dan menjalankan usaha telah menghambat tumbuhnya investasi
baru dan membuat Indonesia hanya berada di peringkay 109 dari 189 negara
dalam laporan Bank Dunia tentang kemudahan menjalankan usaha. Peringkat
ini jauh di bawah negara tetangga di kawasan yang sama.
Sementara itu, Ekonom Departemen Asia Tenggara ADB Rabin Hattari
mengatakan Indonesia perlu menciptakan sumber-sumber tumbuhnya investasi
baru agar bisa kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
dan lebih inklusif.
"Investasi swasta berperan sangat penting untuk mendorong perekonomian yang kuat dan lebih terdiversifikasi," kata Rabin.
Adapun tahap pertama reformasi pemerintah mencakup penetapan batas
kepemilikan asing yang lebih tinggi di bidang transportasi darat,
perkapalan dan pengelolaan pelabuhan; pembentukan kantor khusus untuk
merumuskan kebijakan pengadaan lahan; dan pengembangan kerangka untuk
sistem pengadaan secara elektronik (e-procurement).
Di tahap kedua reformasi, berbagai langkah diambil untuk mengurangi
pembatasan investasi, merampingkan proses memulai dan menjalankan usaha,
serta memperluas jenis kerjasama publik-swasta.
Tahap ketiga yang akan dilaksanakan mulai Juli 2016 hingga Juni
2018, akan mencakup langkah-langkah lanjutan guna memperluas reformasi
berbasis bukti, meningkatkan kemudahan berusaha, menguatkan kerjasama
publik-swasta, dan meningkatkan sistem pemerintah untuk pengadaan secara
elektronik. (WDY)
Indonesia Dapat Pinjaman 500 Juta Dolar dari ADB
Kamis, 30 Juni 2016 8:39 WIB