London (Antara Bali) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Inggris yang
tergabung dalam PPI-UK menolak pilkada tidak langsung atau oleh DPRD
seiring disetujuinya RUU menjadi UU Pilkada dan mendukung judicial
review ke Mahkamah Konstitusi.
Hal itu diungkapkan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia United
Kingdom (PPI-UK) Faldo Maldini kepada Antara London Sabtu, sehubungan
dengan adanya kontroversi mengenai RUU Pilkada yang disetujui DPR RI
melalui voting, Jumat (26/9) dini hari.
PPI-UK menyatakan sikap untuk menolak disahkannya RUU menjadi UU Pilkada, ungkap Faldo Maldini.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada mekanisme pengambilan keputusan
yang telah diatur dalam undang-undang --dalam hal ini adalah voting oleh
anggota DPR--, katanya, PPI-UK berpendapat bahwa dikembalikannya
mekanisme pemilihan kepala daerah untuk dipilih oleh anggota DPRD
merupakan sebuah kemunduran dalam praktik berdemokrasi yang telah susah
payah dibangun sejak sepuluh tahun terakhir.
Ia mengatakan, pemilihan kepala daerah dengan cara masyarakat
langsung memilih pemimpin daerahnya masing-masing --bukan ditentukan
oleh elit yang duduk di parlemen-- telah terbukti menghasilkan pejabat
publik yang semakin berkualitas dan berorientasi pada pelayanan kepada
masyarakat yang memilihnya.
Tanpa pilkada langsung, tambahnya, Indonesia tidak akan melihat
figur seperti Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, atau
Tri Rismaharini, yang mendapat kesempatan menjadi pemimpin.
"Kami
juga berpendapat bahwa pengembalian mandat kepada anggota DPRD dalam
memilih pemimpin daerah akan menyandera kandidat terpilih karena
kebijakan yang diambil akan bersifat pro-golongan guna meningkatkan
peluang dipilih kembali oleh para legislator pada periode berikutnya,"
ujarnya.
Selain itu PPI-UK mendukung pengajuan judicial review ke Mahkamah
Konsitusi atau Mahkamah Agung, sesuai dengan konstitusi yang berlaku dan
langkah hukum yang tepat, demikian Faldo Maldini. (WDY)
PPI-UK Tolak Pilkada DPRD Dukung Judicial Review
Sabtu, 27 September 2014 7:07 WIB