Jakarta (Antara Bali) - Pengamat politik menilai keberadaan Kementerian
Kependudukan sangat diperlukan, bahkan sangat urgen untuk dibentuk
mengingat persoalan kependudukan membutuhkan penanganan lebih serius
melalui institusi setingkat kementerian khusus.
Pandangan
tersebut dikemukakan Prof Riset LIPI Siti Zuhro dan gurubesar ITS
Surabaya, Prof Daniel Rosyid, Kamis, menjawab pertanyaan soal pentingnya
Kementerian Kependudukan yang akan dibentuk pemerintahan Jokowi-JK.
Rencana
presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla
(Jokowi-JK) membentuk kementerian ini sangat diapresiasi dua ahli
tersebut. Adanya Kementerian Kependudukan, membuat penanganan masalah
kependudukan lebih fokus dan bisa disinergikan dengan program
pembangunan lainnya.
Siti Zuhro mengatakan, mendesaknya
pembentukan Kementerian Kependudukan mengingat pada tahun 2030,
Indonesia akan mendapat apa yang disebut bonus demografi, yaitu
meledaknya jumlah penduduk usia muda dan produktif. Semua itu harus
dipersiapkan secara matang.
"Kementerian Kependudukan inilah yang
akan lebih fokus mempersiapkan kebijakan apa saja guna menyongsong
bonus demografi. Jangan sampai bonus itu malah menjadi bencana
demografi," ujar Siti
Selama ini, kata Siti, masalah kependudukan
yang masuk ranah Kementerian Dalam Negeri, tidak diurus secara serius.
Sedangkan dalam wadah BKKBN, hanya sebatas mengurus masalah Keluarga
Berencana atau KB.
"Dengan membentuk Kementerian Kependudukan,
maka kementerian ini akan memiliki kaki dan jangkauan hingga ke
daerah-daerah. Dengan begitu bukan saja masalah kependudukan bisa
ditangani sinergis, tetapi persoalan KB yang di masa Orde Baru sudah
sangat baik dan telantar selama masa reformasi, bisa diatasi lagi dengan
baik," katanya.
Pernyatan senada dikemukakan Daniel Rosyid.
Menurut dia, ada dua hal penting dalam kaitan Kementerian Kependudukan
ini. Pertama, selama ini, perencanaan pembangunan kurang memperhatikan
aspek kependudukan sehingga sasaran pembangunan kurang terarah.
Kedua,
kata Daniel, analisis-analisis yang digunakan terkiat kependudukan,
lebih melihat penduduk sebagai individu, bukan keluarga. Padahal basis
utama masyarakat Indonesia adalah keluarga, bukan pendudukan individu.
"Sebagai
intitusi, keluarga di Indonesia juga sudah mulai terancam, sama seperti
di negara Barat. Karena itu, keberadaan Kementerian Kependudukan ini
akan mengembalikan marwah dan posisi keluarga, sehingga soal narkoba,
kenalan remaja, seks bebas dan sebagainya, tepat dibenahi lewat
institusi keluarga," Dani.
Figur Tepat
Baik Siti maupun
Daniel sepakat bahwa kementerian kependudukan harus diisi oleh mereka
yang benar benar menguasai masalah kependudukan sehingga kementerian
baru dapat menjadi ikon kabinet Jokowi-JK.
Secara spesifik, Siti
menyebut calon menteri haruslah tokoh muda yang profesional. Dia harus
orang yang setiap saat mengurus masalah kependudukan, menguasai
matematika kependudukan dan punya integritas. "Siapa orangnya, anda bisa
tanya di Kantor Transisi," kata Siti.
Dani juga sependapat figur
calon menteri harus tokoh yang menguasai masalah kependudukan dan
selama ini bergerak dalam upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya
masalah kependudukan. "Kita serahkan pada Jokowi-Jk mencari figur yang
cocok," katanya. (WDY)
Pengamat: Keberadaan Kementerian Penduduk Sangat Diperlukan
Kamis, 25 September 2014 15:52 WIB