Denpasar (Antara Bali) - Puluhan seniman Amerika Serikat yang tergabung dalam "Sanggar Sekar Jaya" menampilkan sejumlah tari dan gamelan kreasi kesenian Bali pada Pesta Kesenian Bali ke-36 di Gedung Ksirarnawa Bentara Budaya, Kota Denpasar, Senin malam.
Seniman asal Negeri Paman Sam itu mengawali penampilannya dengan menyuguhkan gamelan Tabuh Lelambatan yang berkolaborasi dengan seniman Bali.
Tabuh Lelambatan itu menggambarkan kesederhanaan masyarakat Bali pada zaman itu.
Selanjutnya dengan Tarian Gabor yang diperankan oleh 11 orang penari dan dua di antaranya adalah seniman AS. Namun, gamelan pengiringnya dimainkan oleh para senior atau sesepuh asal Pulau Dewata yang juga sebagai guru para seniman AS tersebut.
Penampilan Tarian Gabor itu cukup memikat perhatian penonton, walupun satu di antara wisatawan asing terlihat agak kaku menggerakkan tubuhnya mengikuti irama gamelan tari tersebut.
Namun, sorak gembira para penonton memberikan semangat para seniman itu menampilkan sejumlah kreasi seninya.
Seuisai penampilan Tari Gabor dilanjutkan dengan Kesenian Jegog yang hampir keseluruhan pemain musiknya adalah warga negara asing.
Permainan musik Jegog itu cukup memikat perhatian para penonton karena penampilannya terlihat sangat enerjik dan menjiwai iringan musik khas Bali tersebut.
Bahkan, mereka menampilkan Gamelan Jegog dengan judul Bayu Baru yang terinspirasi dari Dinosaurus. Gamelan dan gerakan yang tidak beraturan menujukkan liarnya tingkah dinosuarus namun menghasilkan kreasi seni yang indah dan berhasil memukau pengujung di gedung dengan kapasitas 525 orang tersebut.
Dilanjutkan dengan penampilan Gender dan diiringi Tari Kreasi Warna yang diperankan oleh lima orang penari dan dua dinataranya adalah seniman AS.
Selanjutnya, kesenian Angklung dengan judul Tabuh Lasan Megat Yeh yang merupakan tabuh tradisi yang hidup di Pengosekan, Ubud, yang biasa dimainkan saatupacara Pitra Yadnya dan Dewa Yadnya.
Kesenian angklung itu juga mengkreasikan dengan iringan Tari Legong yang menceritakan tentang konflik di sebuah desa sehingga harus mengadakan upacara besar untuk meredam konflik tersebut dan mengembalikan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Penampilan kreasi kesenian itu belum berakhir, mereka juga menyuguhkan tari kreasi Citra Ngade yang mengambil kisah cerita dalam Mahabarata.
Dan sebagai penutup penampilannya para seniman asal Negeri Paman Sam itu menampilkan kesenian dari Bali utara yaitu Tari Kekebyaran Pengelem yang diperankan oleh dua orang seniman Bali dan dua orang seniman AS.
Tarian itu menceritakan tentang keluh kesah wanita di zaman dulu yang selalu diikat oleh tradisi sehingga berusaha melakukan berbagai upaya untuk bisa lepas dari tradisi tersebut.
Penampilan penutup kreasi kesenian dari AS dan berkolaborasi dengan seniman Bali itu cukup berhasil memikat perhatian para penonton yang terlihat dari setiap sesi penampilannya tidak henti-hentinya para penonton mengabadikan dengan kamera sakunya.
Selain itu, dari awal penampilannya hampir tidak terlihat ada penonton yang beranjak dari tempat duduknya.
Seusai penampilannya para seniman AS itu terlihat sangat ramah dan menyampaikan ucapan terima kasih seperti halnya budaya masyarakat di Pulau Dewata. (WDY)