Negara (Antara Bali) - Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jembrana, dinilai masih lemah dalam memerangi penyalahgunaan narkoba, meskipun kasus jenis itu kecil di kabupaten ini.
"Memang kesannya BNK Jembrana seperti mati suri. Sekarang saja baru agak aktif, setelah beberapa orang yang peduli di BNK terus memberikan masukan," kata anggota BNK Jembrana, dr Putu Suekantara, yang ditemui saat memberikan penyuluhan di Kodim 1617 Jembrana, di Negara, Rabu.
Ia mengaku, dirinya sering bergerak sendiri untuk menggugah kepedulian terhadap bahaya narkoba, khususnya di kawasan yang rawan seperti kafe remang-remang.
"Perang terhadap narkoba harus dilakukan bersama-sama. Meskipun di Jembrana kecil kasus terkait hal tersebut, tapi bukan berarti kita boleh lengah," ujarnya.
Menurutnya, potensi penyalahgunaan narkoba pasti ada di setiap daerah, sehingga semua pihak harus melakukan pengawasan.
Lemahnya pengawasan khususnya dari sisi penegak hukum, juga disampaikan aktivis LSM Forkot Negara, Nur Hariri yang mengaku, mendapatkan informasi beberapa tempat rawan yang dimasuki pengedar narkoba.
Menurut aktivis yang pernah membantu kepolisian mengungkap peredaran narkoba ini, karena pengawasan yang lemah, Jembrana rawan dijadikan lokasi bandar narkoba sebelum mendistribusikan barang haram tersebut.(GBI)