Jakarta (Antara Bali)
- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bahan makanan
olahan menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada Mei sebesar
0,16 persen.
"Kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, ikut
menyumbang inflasi pada Mei," kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta,
Senin.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari--Mei 2014
tercatat sebesar 1,56 persen dan secara tahunan (yoy) mencapai 7,32
persen. Sedangkan inflasi komponen inti Mei 0,23 persen dan secara
tahunan (yoy) 4,82 persen.
"Dibandingkan Mei tahun lalu yang tercatat deflasi, inflasi Mei
2014 sedikit lebih tinggi. Informasi ini bisa menjadi antisipasi
pemerintah, karena ini menjelang puasa dan memasuki tahun ajaran baru,"
jelas Suryamin.
Ia menjelaskan kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau menyumbang inflasi 0,35 persen, kelompok kesehatan 0,41 persen
dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,23 persen.
Inflasi lain disumbangkan oleh kelompok sandang 0,12 persen,
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,21 persen serta
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen. Hanya kelompok
bahan makanan yang tercatat deflasi pada Mei yaitu 0,15 persen.
Dari 82 kota IHK, BPS mencatat sebanyak 67 kota mengalami inflasi
dan hanya 15 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Pematang Siantar 1,61 persen dan terendah di Tegal serta Kupang 0,01
persen.
Sementara, kota yang mengalami deflasi adalah Pangkal Pinang yang
mengalami deflasi tinggi 1,27 persen dan Palembang yang terkena deflasi
rendah 0,03 persen.
"Hampir seluruh kota di Jawa mengalami inflasi dibawah 0,5 persen
dan relatif terkendali. Namun pengendalian inflasi diluar Jawa belum
merata. Inflasi seharusnya dikendalikan di seluruh kota di Indonesia,"
pungkas Suryamin (WDY)
Bahan Makanan Sumbang Inflasi Mei
Senin, 2 Juni 2014 13:38 WIB