Jakarta (Antara Bali) - Lingkar perut dapat menjadi indikator dari suatu penyakit khususnya diabetes.
"Bila lingkar perut seseorang tergolong besar daripada seharusnya, maka sebaiknya harus mulai waspada karena itu bisa menjadi indikator suatu penyakit terutama diabetes," kata Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia, Dr. dr. Aris Wibudi Sp.PD-KEMD dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Lingkar perut yang besar biasanya terjadi akibat timbunan lemak yang dapat memengaruhi hormon yang kemudian memicu penyakit.
"Orang yang lingkar perutnya besar, yang harus dilakukan pertama kali adalah olah raga. Olah raga yang perlu dilakukan adalah latihan resistan untuk menambah massa otot," ujar Aris.
Aris mengingatkan bahwa olahraga tersebut sebaiknya tidak dilakukan lebih dari satu jam.
"Olahraga yang terlalu lama dapat menyebabkan perubahan hormon dengan cepat dan kondisi hormon menjadi fluktuatif," jelas dia.
Selain itu Aris menambahkan bahwa pola makan juga harus diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes.
"Mengonsumsi gula boleh, tapi hanya tujuh sendok teh kadar gula yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, konsumsi serat berupa sayur atau buah sedikitnya 200 gram/hari," kata Aris.
Ketua Tim Dokter Kepresidenan RI ini menjelaskan bahwa jumlah serat yang dikonsumsi harus lebih banyak dibandingkan karbohidrat. Sementara jumlah protein yang dikonsumsi setidaknya sama dengan jumlah karbohidrat.
Aris menjelaskan anjuran batas konsumsi gula, garam, dan lemak dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.30/2013 adalah 50 gram (empat sendok makan) untuk batas konsumsi gula per orang/hari, 2.000 miligram natrium/sodium atau lima gram garam atau (satu sendok teh) untuk batas konsumsi garam per orang/hari, dan 67 gram (lima sendok makan minyak) batas konsumsi lemak setiap orang/hari. (WDY)
Lingkar Perut sebagai Indikator Diabetes
Kamis, 15 Mei 2014 5:06 WIB