Seoul (Antara Bali)
- Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won pada Minggu mengumumkan
pengunduran dirinya menyusul banyaknya kritik soal respons pemerintah
dalam menangani bencara feri karam pada 16 April yang menyebabkan 180
orang meninggal dunia dan 110 lainnya hilang.
"Hal tepat bagi
saya adalah mengambil tanggung jawab dan mengundurkan diri," kata Chung
dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh televisi nasional 11
hari setelah kecelakaan yang telah menjadi salah satu bencana kelautan
terburuk di negara itu.
"Menjaga pos saya akan menjadi beban sangat berat bagi pemerintah," kata Chung seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Atas
nama pemerintah ia juga meminta maaf soal kecelakaan mematikan tersebut
dan respons awal pemerintah yang kurang efektif dalam menanganinya.
"Ada
terlalu banyak penyimpangan dan malpraktik dalam masyarakat dan sudah
terlalu lama bersama kita dan saya berharap semua itu bisa diperbaiki
sehingga kecelakaan seperti ini tidak akan terjadi lagi," katanya.
Chung
dilempari botol air oleh keluarga penumpang feri Sewol yang karam saat
dia mengunjungi ruang olahraga di Pulau Jindo tempat kerabat dan teman
penumpang kapal nahas itu berkumpul.
Feri Sewol, yang beratnya
6.825 ton, karam pada 16 April dalam perjalanan dari pelabuhan di
Incheon, barat Seoul, ke pulau wisata Jeju.
Lebih dari 180 orang,
kebanyakan siswa sekolah menengah atas yang sedang berwisata, meninggal
dunia dan 11o penumpang lain belum diketahui nasibnya.
Pemerintah
Korea Selatan mendapat kritikan sengit karena bencana yang belum pernah
terjadi sebelumnya itu dan kesalahan penanganan dalam operasi
penyelamatan.
Sebanyak 15 awak yang bertanggung jawab atas
pelayaran kapal feri itu sudah ditahan dan menghadapi tuduhan pidana
kelalaian sampai menelantarkan penumpang.
Partai berkuasa dan
oposisi di Korea Selatan telah meminta seluruh anggota kabinet
mengundurkan diri karena respons mereka yang buruk dalam penanganan
bencana tersebut. (WDY)
Perdana Menteri Korea Selatan Mengundurkan Diri
Minggu, 27 April 2014 11:23 WIB