Kuala Lumpur (Antara Bali) - Amerika Serikat membantah keras tuduhan bahwa pihaknya telah menutup-nutupi misteri yang menyelimuti hilangnya Malaysia Airlines MH370.
Dalam berbagai diskusi, termasuk di media sosial, bahwa AS berada di balik hilangnya jet Boeing 777 itu, namun melalui Kedutaan Besar AS di Malaysia, AS menyebut semua itu "teori-teori konspirasi yang tidak berdasar".
Melalui emailnya kepada New Straits Times, Kedubes AS di Malaysia menyebut pernyataan MH370 disembunyikan di Diego Garcia adalah tudingan liar.
"Ini adalah teori konspirasi tidak berdasar yang sudah terbukti tidak benar di seluruh dunia, dan Sekretaris Pers Gedung Putih secara khusus sudah mengutarakan ini 18 Maret," kata Atase Pers Kedubes AS di Kuala Lumpur Harvey Sernovitz.
Teori paling dikenal adalah bahwa Philip Woods, warga negara AS yang menaiki MH370 memposting sebuah foto yang diambil secara sembunyi-sembunyi melalui ponselnya yang kemudian diketahui lokasinya ada di Diego Garcia.
Washington juga membantah tudingan bahwa daftar keluar masuk Diego Garcia dari 8-10 Maret telah dihapus.
"Laporan ini sama sekali tidak benar. MH370 tidak mendarat di Diego Garcia. Ini adalah teori konspirasi tidak berdasar," kata Sernovitz.
Sernovitz mengatakan pemerintahnya juga membantah tudingan mereka menahan informasi dari Kuala Lumpur yang bisa membantu penyelidikan. Washington, kata dia, faktanya adalah yang pertama merespons misi pencarian dan pertolongan pimpinan Kuala Lumpur.
"Teori konspirasi ini juga tidak benar. Para pakar AS, baik dari pemerintah AS maupun Boeing serta perusahaan-perusahaan lain, adalah yang pertama kali tiba, dan sumbangsih mereka penting dalam pencarian itu," kata dia.
"Saya sarankan Anda untuk meminta pemerintah Malaysia menjelaskan bantuan yang telah diterimanya dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan AS.
"Sementara itu, kami terus menyediakan semua bantuan teknis, penyelidikan, pencarian dan pemulihan yang relevan sebagaimana diminta pemerintah Malaysia. Kami akan terus berbagi informasi dan analisis mengenai MH370," kata Harvey Sernovitz seperti dikutip New Straits Times. (WDY)