Negara (Antara Bali) - Benda pusaka (pratima) dan tempat suci (pralingga), milik ratusan pura dan tempat persembahyangan keluarga (mrajan dadia) di Kabupaten Jembrana, Jumat, disucikan menjelang Hari Raya Nyepi.
Ribuan Umat Hindu membawa benda yang disakralkan tersebut, ke laut untuk mendapatkan percikan air suci, serangkaian dengan Upacara Melasti, yang dilakukan setiap menjelang Nyepi.
Bagi Umat Hindu di Jembrana, ada 13 titik pantai yang digunakan untuk Melasti, yang tersebar di seluruh kecamatan mulai dari Pekutatan hingga Melaya.
Khusus untuk pratima dan pralingga, ditempatkan di Pura Segara yang ada di setiap titik Melasti, dengan posisi lebih tinggi daripada umat yang melakukan persembahyangan.
Saat ritual keagamaan ini, terjadi peristiwa mistik di pantai Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, dimana puluhan umat yang sebagian besar anak-anak dan remaja putri kesurupan.
"Kerauhan atau kesurupan seperti ini sudah bisa terjadi, saat dilakukan tarian persembahan kepada pralingga dan pratima. Mereka akan sadar setelah diperciki air suci," kata I Made Mara, panitia Upacara Melasti di pantai Desa Candikusuma.
Sementara Bupati Jembrana, I Putu Artha yang memantau Melasti di beberapa titik mengatakan, Melasti merupakan rangkaian upacara Hari Raya Nyepi, yang tujuannya membersihkan bhuana agung (dunia besar) dan bhuana alit (dunia kecil, atau manusia).
"Rangkaian upacara ini, termasuk pada saat Nyepi adalah untuk melebur hal-hal buruk menjadi baik, sehingga bermanfaat bagi kehidupan dunia," katanya.(GBI)