Denpasar (ANTARA) -
PT PLN (Persero) menyebutkan suplai listrik di Bali akan menurun pada saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 11 Maret 2024.
Senior Manager Komunikasi & Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali Hamidi Hamid di Denpasar, Rabu, menjelaskan kondisi sub sistem kelistrikan Bali dalam keadaan aman, dengan prediksi beban puncak saat Nyepi mendatang sebesar 919 Mega Watt (MW).
“Saat ini neraca daya di sub sistem Bali dalam kondisi aman dengan daya mampu pembangkit mencapai 1.505 MW," kata dia
Hamidi menyatakan terdapat cadangan daya sebesar 586 MW atau mencapai 39 persen saat Nyepi mendatang.
Ia mengatakan rekor beban puncak tertinggi di Bali yang pernah dicapai adalah sebesar 1.107 MW dan tiap tahunnya saat Hari Raya Nyepi terdapat penurunan penggunaan listrik oleh pelanggan sebesar 30 hingga 35 persen.
Baca juga: Rumah BUMN Denpasar ajak 13 UMKM binaan ikut Inacraft 2024
Selain itu, terkait pelayanan PLN, apabila terjadi gangguan akan ditangani sehari setelah Nyepi kecuali yang bersifat mendesak.
“Jika ada gangguan, petugas yang bersiaga, akan menangani jika memang gangguannya bersifat mendesak dengan mekanisme pelanggan melapor atau berkoordinasi dengan pecalang setempat, dan nantinya petugas yang mengatasi gangguan tersebut akan dikawal oleh pecalang,” ujarnya.
Terdapat 46 posko dan 218 personel yang siap disiagakan 24 jam demi memastikan keamanan pasokan listrik selama Nyepi berlangsung.
Adapun Hari Raya Nyepi jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 merupakan perayaan suci yang dirayakan oleh umat Hindu setiap Tahun Baru Saka.
Pada saat Nyepi, umat Hindu melakukan tapa brata penyepian atau empat pantangan yakni tidak bepergian, menyalakan api, mengeluarkan kalimat tertentu dan melaksanakan kegiatan yang bersifat bersenang-senang.
Nyepi memiliki makna mendalam bagi umat Hindu yakni sebagai bentuk pengendalian diri dan ketaatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Baca juga: Listrik andal, PLN minta investor optimis berbisnis di Bali