Denpasar (Antara Bali) - Sekitar 34,25 persen dari kelompok pemilih pemula di Denpasar masih belum mengenal parpol peserta Pemilu 2014 berdasarkan hasil survei dari salah satu lembaga konsultan politik, yakni "Bali Institute of Research" (BIR).
"Survei yang kami lakukan ini ditujukan untuk memahami elektabilitas dan efektivitas kampanye partai politik dan calon legislatif di kalangan pemilih pemula dan ternyata hasilnya ternyata banyak parpol yang belum populer di kalangan generasi muda," kata Direktur Eksekutif BIR I Made Gede Ray Misno di Denpasar, Kamis.
Survei tersebut sudah dilaksanakan dari 2-13 Desember 2013 dengan menyasar 838 siswa kelas XII dari tujuh SMA/SMK di Denpasar. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan masing-masing memiliki peluang terpilih yang sama.
"Dari hasil survei kami terkait dengan popularitas parpol ternyata sebanyak 287 orang responden (34,25 persen) menjawab nihil atau tidak mengenal parpol peserta Pemilu 2014. Demikian juga ketika ditanya mengenai parpol mana yang akan dipilih jika pemilu dilaksanakan hari ini, juga menunjukkan persentase yang sama," ucapnya pada acara diskusi bertajuk "Menggairahkan Pemilih Pemula" itu.
Sementara itu, dari para siswa yang menjawab mengenal parpol ternyata didapatkan hasil bahwa PDIP menduduki posisi terpopuler atau sekitar 32,34 persen, disusul Partai Demokrat (26,13 persen), Golkar (11,93 persen), Gerindra (4,06 persen), Nasdem (2,62 persen), Hanura (1,31 persen). Sedangkan enam parpol lainnya seperti PKB, PKS, PAN, PPP, PBB dan PKPI hanya mendapatkan nilai di bawah satu persen, bahkan ada pemilih pemula yang tidak mengenal sama sekali.
Ray Misno menambahkan, meskipun beberapa parpol cukup dikenal namun ternyata elektabilitasnya lebih kecil dibandingkan persentase popularitasnya yakni PDIP (32,1 persen), Demokrat (16,11 persen), Golkar (9,67 persen), Gerindra (4,89 persen), Nasdem (1,31 persen), dan Hanura (1,31 persen).
"Dari hasil survei tersebut setidaknya memberikan gambaran bahwa sosialisasi mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula masih kurang. Tentu saja ini bukan semata tanggung jawab dari KPU, namun menjadi tanggung jawab parpol dan para caleg karena mau tidak mau mereka itu yang paling berkepentingan untuk mendapatkan suara," ujar mantan Ketua KPU Denpasar itu.
Menurut dia, KPU memang sudah menyosialisasikan mengenai pemilu ke sekolah-sekolah, namun untuk simulasinya yang dirasa kurang. Jika teori tidak dibarengi dengan simulasi, maka ketika ke TPS mereka akan bingung juga ketika dihadapkan pada empat jenis surat suara.
Sementara itu pengamat politik Ngakan Made Giriyasa mengatakan sesungguhnya penting bagi setiap parpol untuk memetakan pemilih pemula karena suara mereka juga cukup potensial, termasuk bisa mengajari mereka tentang tata cara pemilihan yang benar.
"Di sisi lain memang mengajak orang memilih dan tidak memilih merupakan bagian dari strategi politik sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Tetapi jika caleg ingin menang, tidak ada salahnya memanfaatkan potensi pemilih pemula bahkan jika perlu hingga dipastikan kehadirannya saat pencoblosan," kata Giriyasa. (LHS)
Banyak Pemilih Pemula di Denpasar Belum Kenal Parpol
Kamis, 20 Maret 2014 19:58 WIB