Jakarta (Antara Bali) - Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengaku bangga mampu mencetak tiga kemenangan beruntun (hattrick) pada final kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia, All England Super Series Premier.
Bertanding di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (9/3) malam, pasangan peringkat dua dunia itu mampu mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China dengan 21-13 dan 21-17.
Pasangan Tontowi/Liliyana sebelumnya menjuarai All England 2012 dan 2013.
"Ini prestasi luar biasa. Jelas sangat bangga dengan hasil ini. Tidak mudah meraih hattrick di sini," kata Liliyana Natsir alias Butet, seperti dilansir tim media Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Hal sama dikatakan Tontowi Ahmad. Pemain yang akrab dipanggil Owi itu mengemukakan, hasil yang diraih merupakan buah kerja keras. Dengan meraih kemenangan tiga kali berturut-turut, dirinya merasa bangga.
"Kami bangga mencetak hattrick di All England. Kemenangan ini untuk keluarga, pelatih dan masyarakat Indonesia. Yang jelas kita akan puas sampain di sini," kata Tontowi.
Pasangan Owi/Butet menjelaskan, dengan kemenangan yang diraih di All England, maka pihaknya langsung membidik hasil terbaik pada beberapa kejuaraan, yaitu Kejuaraan Dunia serta Asian Games 2014 di Incheon Korea, September 2014.
Menjuarai All England bagi pasangan peringkat dua dunia tersebut sekaligus memperlihatkan kemampuan mereka memenuhi target yang dibeban oleh PBSI. Dengan kemenangan itu, maka keduanya juga bakal meraih bonus besar baik dari induk organisasi maupun sponsor.
Selain dari ganda campuran, kontingen Indonesia juga meraih hasil terbaik dari nomor ganda putra. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mampu menjadi juara All England setelah mengalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dari Jepang 21-19 dan 21-19.
Bagi pasangan peringkat satu dunia itu, kemenangan pada kejuaraan yang telah berusia 104 tahun tersebut juga istimewa, karena mampu memutuskan rentetan hasil buruk ganda putra Indonesia. Ganda putra Indonesia terakhir kali juara pada 2003 lewat Candra Wijaya/Sigit Budiarto. (WDY)