Denpasar (Antara Bali) - Bali meraih devisa dari ekspor furniture sebesar 24,77 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2013, merosot 16,13 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 29,53 juta dolar AS.
"Sedangkan dari segi volume pengapalan matadagangan sentuhan seni bernilai ekonomis itu meningkat 10,34 persen," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, pengapalan matadagangan furniture ke pasaran luar negeri sebanyak 9,83 juta unit pada sepuluh bulan pertama 2012 meningkat menjadi 10,85 juta unit pada periode yang sama 2013.
Aneka jenis perabot rumah tangga yang dibuat jenis antik sebagai cindera mata yang unik dan menarik itu merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga di Bali yang menembus pasaran mancanegara.
Komoditas hasil kreativitas perajin lainnya yang menembus pasaran luar negeri meliputi kerajinan anyaman bambu, batu padas, keramik, kerang dan kerajinan kulit.
Ketut Teneng menjelaskan, ekspor gerabah itu mampu memberikan kontribusi sebesar 6,21 persen dari total ekspor Bali secara keseluruhan mencapai 398,75 juta dolar AS.
Ekspor furniture dan hasil kerajinan lainnya berfluktuasi sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, meskipun secara umum kerajinan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali tetap mendapat perhatian konsumen mancanegara.
Ke depan perolehan devisa dari hasil kerajinan furniture diharapkan lebih meningkat, mengingat perekonomian dunia mulai membaik serta perajin berusaha meningkatkan mutu dan memperbanyak rancang bangun (desain) sesuai permintaan pasaran luar negeri, harap Ketut Teneng. (*/dwa)