Denpasar (Antara Bali) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Nasional berunjuk rasa menolak Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di depan Kantor Agen Konsuler Amerika Serikat di Denpasar.
"Kami menolak atas liberalisasi yang dijalankan melalui skema WTO. Kami desak pemerintah untuk tidak ambil bagian dan mengikuti perjanjian WTO," kata Sekretaris Jenderal Forum Mahasiswa Nasional (FMN) Muhammad Hasan Harry Sandy Ame di Denpasar, Senin.
Unjuk rasa tersebut digelar di sekitar kawasan Kantor Agen Konsuler Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Dia menyatakan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu negara anggota WTO yang memiliki peran dominan dan mengontrol setiap perjanjian dalam pertemuan tingkat menteri perdagangan dunia itu.
"Mereka (Amerika Serikat) memegang kontrol atas kebijakan dalam WTO. Sehingga setiap pertemuan selalu 'deadlock' yang menghasilkan ketimpangan antara negara miskin dan maju," ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa sebagai lembaga perdagangan global yang mengikat secara hukum, WTO juga memberikan dampak terhadap pendidikan.
Sandy menjelaskan bahwa melalui Kesepakatan Umum terkait Tarif dan Perdagangan (GATT) WTO, kapitalisme monopoli telah menjalankan kebijakan pencabutan subsidi pendidikan sebagai program universal.
"Akibatnya biaya pendidikan semakin meningkat dari tahun ke tahun dan tidak terjangkau oleh rakyat," katanya. (DWA)